Namun, ini hanya memperkokoh keteguhannya untuk memilikinya.
Bibir tipisnya yang sensual melengkung sedikit ke atas, sementara matanya yang gelap dan misterius terus memikat.
Apa yang membuatnya terburu-buru seperti itu?
Lagipula, cepat atau lambat dia akan menjadi miliknya.
-
Pagi hari berikutnya, Su Ran sedang mengenakan piyama, membersihkan diri, ketika bel pintu berbunyi.
Gerakannya terhenti sejenak—siapa yang datang pagi-pagi begini?
Dia cepat-cepat menyelesaikannya, mengeringkan tangannya, dan pergi membuka pintu.
Ketika pintu terbuka, dia melihat Fu Qiyuan berdiri di depan pintu.
Dia mengenakan setelan buatan tangan, wajah tampannya yang tiada tara tanpa ekspresi, tetapi alisnya menunjukkan kedinginan yang sulit didekati.
Namun, ketika melihat sosoknya, senyum merekah di wajahnya yang bak dewa.
"Selamat pagi,"
dia berkata sambil tersenyum, namun Su Ran butuh beberapa saat untuk kembali sadar, terpaku pada buket mawar merah menyala yang dipegangnya.
"Kamu..."