Begitu Elias memasuki lapangan latihan, semua orang menegang; seolah-olah tubuh mereka sudah mengantisipasi kesulitan yang akan datang.
Elias mulai berbicara, "Selamat. Kebanyakan dari kalian telah dapat kembali tepat waktu selama bulan ini."
Kata-katanya memang pujian, namun tak satupun dari mereka merasa gembira. Mereka tahu dari pengalaman bahwa ketika pelatih keras ini mengadopsi nada yang tampak ramah, itu berarti tantangan yang akan datang – dan bukan jenis yang menyenangkan.
'Sesi latihan baru ini pasti neraka,' Atticus menggumam. Bahkan dia tahu tentang sifat sadis Elias.
Senyuman Elias semakin lebar saat ia melihat ekspresi tekad di wajah masing-masing siswa. 'Bagus. Mereka belajar,' pikirnya.
Tujuan utama kamp ini selalu untuk membawa pemuda-pemudi keluar dari kepompong mereka, mengubah pola pikir mereka, dan membuat mereka berjuang untuk kekuatan. Dia senang melihat mereka sudah menunjukkan tanda-tanda perubahan.