Mementingkan diri sendiri

Begitu Vorlock melihat kepala Astrion terjatuh dari langit, hatinya segera berkerut dalam keterkejutan yang mendalam. Rasanya seolah dunianya hancur berkeping-keping.

Astrion kalah oleh seorang anak? Dia tidak pernah mengira hal tersebut mungkin terjadi.

Perlu diketahui bahwa Astrion adalah jenius di antara para jenius dalam tingkatan ahli. Vorlock bisa menghitung dengan satu jari orang-orang di ranah manusia dalam tingkatan ahli yang bisa melawannya secara langsung dan tidak langsung kalah.

Garis darah ruang Astrion memang sebegitu kuatnya.

Tetapi kalah langsung oleh seorang anak? Vorlock menepuk pipinya sendiri untuk melihat apakah dia sedang bermimpi, tetapi tamparan itu sepertinya membawanya kembali ke realitas dan keluar dari lamunannya, seolah otaknya baru saja mulai bekerja.

'Apa yang masih aku lakukan di sini!?' pikirnya dengan gelisah, tiba-tiba menyadari betapa gentingnya situasi yang dihadapinya.