Kembali

Atticus merasakan perasaan surealis yang biasa dia alami setiap kali dia melakukan teleportasi, dan setelah beberapa detik, dia membuka matanya dan langsung disambut dengan pemandangan familiar area perkemahan.

Gedung barak yang menjulang, aula makan yang luar biasa lebar, dan ruang terbuka yang besar masih ada di sana, persis di tempat dia meninggalkannya.

"Kamu terlambat,"

Atticus tidak perlu berbalik untuk mengenali suara orang yang baru saja berbicara.

Dia memalingkan pandangannya ke kanan untuk melihat sosok Aurora dengan tangannya terlipat di dada.

"Sepertinya ada yang sangat merindukanku," bibir Atticus terangkat dalam senyum saat dia mengejek.

Aurora langsung melepaskan dengusan mengejek saat mendengar kata-kata Atticus,

"Ew, mimpi kali!" Dia segera membantah.

"Pfft," Atticus terkekeh sambil mulai berjalan meninggalkan lantai obsidian menuju Aurora, yang sudah tampak seolah-olah dia akan meledak.