Ketika mata Atticus menembus kegelapan, tatapannya bertemu dengan mata merah darah Seraphon Bayangan, bibirnya membentuk senyum puas.
"Ketemu kamu," suara Atticus bergema, membuat Seraphon Bayangan merasa gemetar di setiap inci keberadaannya. Itu adalah perasaan yang jarang sekali dirasakan, sesuatu yang sangat dibenci hingga ke inti.
Sebelum binatang itu sempat pulih dari tendril-tendrilnya yang terputus, beberapa pelat perak tiba-tiba muncul di tangan Atticus saat ia langsung mengalirkan mananya ke masing-masing pelat, melemparkannya ke setiap sudut ruang yang luas.
Setiap pelat langsung menyala dengan intensitasnya, menerangi ruang yang sebelumnya gelap gulita.
Pandangan Atticus langsung terfokus pada sosok besar binatang yang bergelantungan dari langit-langit, menggunakan beberapa tendril besar untuk berpegangan pada stalagmit yang menjulang dari langit-langit.
"luka itu sembuh," gumam Atticus pada dirinya sendiri.