Semua berjalan lancar bagi Lira. Pedangnya hanya berjarak beberapa inci lagi untuk mengenai belenggu.
"Tidak bagus! Mundur!" Tepat ketika pedangnya akan mengenai, Lira merasakan aliran listrik melintasi tubuhnya saat ia mendengar teriakan panik pria itu.
Ia tidak tahu mengapa pria itu menyuruhnya untuk mundur pada saat terakhir setelah menjadi orang yang menyuruhnya memotong belenggu pada awalnya. Namun, ia tidak punya waktu untuk memikirkannya. Ia bisa merasakan betapa paniknya orang tersebut dan mendengarkan nasihatnya.
Sebelum pedangnya sempat menyentuh belenggu, Lira melompat ke belakang. Namun, dia masih terlambat. Sebuah energi aneh membanjiri dari belenggu, menyebabkan apa yang tampak seperti ledakan.
Tubuh Lira terlempar ke belakang seperti boneka yang tak bernyawa, menabrak dinding di belakangnya. Dia batuk keluar seteguk darah. Wajahnya sudah pucat. Seluruh tubuhnya sakit! Bahkan ia merasa seolah-olah akan mati jika ia terlambat satu detik lagi!