Bab 448: Ambisi

****

Theia... Dulu dipuja seperti dewa, sekarang berdiri di tengah-tengah aula megah, dengan kepala tertunduk.

Tidak jauh darinya, ada sebuah takhta megah. Hanya aura dari takhta itu sendiri sudah lebih kuat dari aura Theia, apalagi aura orang yang duduk di takhta tersebut.

Konon banyak Binatang Ilahi di dunia dibunuh, hanya untuk mendapatkan bahan yang memadai untuk membuat takhta yang dapat memuaskan orang yang seharusnya duduk di atasnya!

Aura takhta itu seperti aliran energi yang ganas. Bahkan Theia pun tidak mungkin melihat ke arah takhta itu tanpa menyakiti jiwanya sendiri!

Dia terus menundukkan kepalanya, seolah menunggu pria di takhta itu berbicara sesuatu.

Aura ganas dari Takhta itu bisa membunuh bahkan dewa yang mendekatinya. Namun, ada seseorang di atas takhta yang tampaknya sama sekali tidak terpengaruh oleh aura dahsyat itu. Seolah-olah kekuatannya telah jauh melampaui level itu.