Pembahasan para Tetua berlanjut. Namun, ada dua orang yang tidak mengatakan apa-apa. Salah satunya adalah Ulesis, yang masih terkejut. Yang kedua adalah ayahnya. Meskipun ayahnya diam dan ekspresinya datar, ada sesuatu yang menyerupai senyuman di sudut bibirnya yang nyaris tidak terlihat.
"Kali ini, kita tidak akan memasuki Taman Bayangan." Akhirnya, Kepala Keluarga Stein akhirnya berbicara, mengejutkan semua orang.
"Apa yang kamu katakan? Bagaimana kita bisa menyerah begitu saja?!" Tetua Pertama bertanya, terkejut.
"Seperti yang sudah saya katakan. Kita tidak memiliki bayangan magus yang kuat. Jadi memasuki sekarang hanya akan berarti kematian bagi orang-orang kita. Jadi kita akan menyerah pada pencarian kali ini. Tidak sepertinya mereka bisa menemukannya juga," jelas Kepala Keluarga.
"Kamu... Bagaimana kamu bisa berpikir begitu?! Seharusnya kamu lebih marah?! Kenapa kamu malah terlihat begitu tenang?! Apakah kamu sudah gila karena marah?"