Berkuda (2)

Saya berdiri di belakang pagar lapangan berkuda. Saya mengenakan pakaian berkuda yang Tricia siapkan untuk saya. Pakaian tersebut terdiri dari blus lengan panjang putih, sepasang sarung tangan dan sepatu bot hitam, serta topi berkuda. Rambut saya dikepang menjadi model ekor ikan.

Saya sedang malas-malasan memegang cambuk berkuda.

"Di mana Leon?" Saya bertanya mulai merasa bosan.

"Setahuku dia sedang menyiapkan kuda beberapa saat yang lalu." Tricia menjawab.

Hanya beberapa menit kemudian saya melihat dua ekor kuda melangkah tidak jauh dari tempat saya berdiri. Salah satunya kuda hitam dan yang lainnya putih. Ada seorang pria mengendarai kuda hitam sambil memegang tali kekang kuda yang putih.

Ketika mereka mendekat saya melihat bahwa penunggangnya tak lain adalah Leon. Kuda hitam yang murni itu tampak megah dan berwibawa seolah-olah ia adalah raja dari semua kuda. Dan bersama dengan Leon yang mengendarainya dengan gagah dan bangga, mereka memancarkan aura kerajaan.

Leon berhenti hanya beberapa meter di depan saya. Dia turun dari kuda dan memegang kedua tali kekang kuda. Dia berjalan perlahan ke arah saya.

"Putri Alicia, maaf membuat Anda menunggu." Leon tersenyum. "Apakah Anda siap?"

Saya masih seperti terpaku beberapa saat yang lalu karena menatap Leon saat saya tiba-tiba kembali ke kenyataan.

"Ah? Oh ya. Saya siap tuan Leon." Saya tersenyum canggung, menyembunyikan rasa malu saya.

Leon mencoba menyembunyikan tawanya. "Baiklah putri, mari kita mulai."

Leon mengulurkan tangannya kepada saya dan saya mengambilnya. Dia membantu saya melewati pagar. Saya merasakan tangannya memegang pinggang saya mencoba menopang saya. Pipi saya memerah.

"Ini Margaret." Leon mengelus kepala kuda yang putih. "Dia adalah kuda yang lembut dan cocok untuk Anda yang pemula."

Saya memandang Margaret dengan penuh keheranan. "Dia sangat cantik. Bolehkah saya mengelusnya?" Saya bertanya.

"Tentu." Leon tersenyum. Dia memegang tali kekang lebih dekat ke saya dan saya bisa memegang punggung hidungnya. Leon terkekeh melihat saya.

Secara mengejutkan saya merasakan sepasang tangan di pinggang saya. Saya diangkat kaki setinggi satu kaki dari tanah.

"Ahhh." Saya berteriak. "Apa yang Anda lakukan?!"

"Anda terlalu kecil untuk mencapai jadi saya angkat Anda." Leon berkata dengan nada menggoda.

"Ya saya masih muda jadi tentu saja saya masih kecil. Tunggu dan lihat saat saya tumbuh dewasa. Pasti saya bisa menyusul Anda. Hmph." Saya berkata dengan kesal.

"Tentu saja putri. Saya tidak sabar menunggu Anda tumbuh dewasa." Leon berkata sambil tersenyum. Saya tidak bisa menahan rasa bahwa dia memiliki makna tersembunyi di balik kata-katanya.

Leon tersenyum lebar kepada saya sehingga saya tidak bisa tetap kesal padanya. Jadi saya membiarkannya mengangkat saya agar saya bisa mengelus Margaret.

'Neigh' kuda itu bersuara.

"Sepertinya Margaret menyukai Anda." Leon berkata.

"Benarkah?" Saya kagum. "Jadi mari kita berteman ya. Saya akan berada di bawah perhatianmu." Saya berkata kepada Margaret. Lalu Margaret meringkik lagi. Saya tertawa kecil.

"Ayo sekarang. Mari kita naikkan Anda ke atas Margaret." Leon berkata.

Dia dengan mudah mengangkat saya dan menempatkan saya di atas Margaret.

"Baiklah pertama-tama izinkan saya mengajari Anda posisi yang benar dalam berkuda." Leon mulai menginstruksikan. "Mulailah dengan duduk tegak."

Saya melakukan seperti yang saya diperintahkan dan duduk tegak.

"Itu bagus. Jangan kaku." Leon berkata.

Saya melonggarkan punggung bawah saya agar tidak duduk terlalu kaku.

"Baiklah selanjutnya mari kita luruskan bahu, pinggul, dan tumit Anda. Mereka harus sejajar dalam satu garis lurus." Leon membantu saya.

"Di situ, lalu pastikan bahwa kedua sisi tubuh Anda seimbang. Anda tidak boleh condong ke satu sisi atau Anda akan jatuh dari kuda." Leon menginstruksikan sehingga saya menyeimbangkan diri.

"Okay sekarang peganglah kekangnya. Pastikan saat memegangnya Anda tidak terlalu longgar atau terlalu keras. Cukup dengan jumlah yang tepat." Leon berkata. "Harus ada garis lurus dari siku Anda ke tangan dan ke mulut kuda."

Saya catat semua yang baru saja diucapkan Leon dalam benak saya.

"Itu bagus. Dengan posisi saat ini kita memastikan bahwa Anda memiliki keseimbangan yang tepat sekali kuda mulai bergerak." Leon tersenyum kepada saya.