Hal buruk kembali

Saya sedang belajar sore hari bersama Leon ketika William datang berkunjung.

"Selamat sore Alicia." William menyapa. "Selamat sore tuan Leon."

"Selamat sore tuan muda William." Leon menyapa.

"Selamat sore Will." Saya tersenyum. "Apa kabar?"

"Saya sibuk beberapa hari ini." William berkata. "Saya minta maaf karena tidak bisa menjengukmu saat kamu sakit."

Saya menatap William dan dia memang terlihat lelah. Ia memiliki kantung mata di bawah matanya.

"Oh, jangan khawatir. Saya sudah baik-baik saja." Saya berkata.

"Itu kabar baik." William tersenyum.

"Tapi kamu terlihat sangat lelah. Apakah ada sesuatu yang terjadi sehingga kamu begitu sibuk?" Saya bertanya.

William masih seorang tuan muda. Dia seharusnya tidak sibuk bekerja untuk kadipaten mereka. Itu masih tanggung jawab ayahnya.

William menghela napas dalam-dalam. "Kamu ingat James kan?"

Saya mengangguk. "Ya. Dia adalah pengejar Elizabeth kan. Orang yang kita temui terakhir kali."

Saya ingat tuan muda sombong yang menampar saya. Saya menggigil memikirkannya.

Leon menengok ke samping pada saya. Dia mungkin melihat saya menggigil jadi saya tersenyum untuk meyakinkannya saya baik-baik saja. Dia mengangguk memberitahuku dia mengerti.

"Ayahnya kedapatan menggunakan dana publik dari kadipaten untuk keuntungan pribadi." William berkata.

Saya terkejut dengan berita itu. "Maksudmu dia korup?"

"Ya. Bukti diserahkan ke kantor raja beberapa hari yang lalu. Dan setelah itu, kadipaten mereka disita dari mereka." William menjelaskan.

"Oh duh." Saya berkata. "Itu sungguh sangat sial."

"Ya memang. Duke Carlson masih dalam penyelidikan. Keluarganya telah diusir dari mansion mereka. Sekarang James dan saudara-saudaranya tinggal di rumah kakek nenek dari pihak ibu." William menjelaskan.

"Lalu siapa yang memimpin kadipaten mereka? Bagaimana kondisi rakyatnya?" Saya bertanya.

"Tanpa adipati yang memerintah jauh lebih buruk daripada adipati korup." Leon berkata.

"Anda benar tuan Leon." William setuju. "Karena kadipaten kami dan kadipaten Carlson hampir bertetangga, raja telah memberikan kami kekuasaan untuk memerintah kadipaten mereka sementara waktu."

"Hal buruk kembali kepada orang-orang yang melakukan hal seperti itu." Leon berkata dengan lemah.

Kami sebentar diam. Ada pepatah yang mengatakan bahwa hal baik akan kembali kepada orang yang melakukan kebaikan dan hal buruk akan kembali kepada mereka yang melakukan keburukan. Itu adalah aturan kehidupan.

"Jadi itu sebabnya kamu sangat sibuk?" Saya bertanya mencairkan kesunyian. "Setidaknya saya lega mengetahui kamu yang mengurus rakyat kadipaten." Saya tersenyum.

William menatap saya dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih Alicia. Kamu membuat saya bahagia." William berkata.

"Bahagia? Dan kenapa itu?" Saya bertanya bingung.

"Saya senang kamu menganggap saya sebagai penguasa yang baik." William tersenyum.

"Tapi saya merasa kamu adalah penguasa yang baik." Saya berkata.

"Ahem." Leon batuk. Kami langsung menoleh kepadanya.

"Saya rasa saatnya untuk teh sore, putri Alicia." Leon berkata.

"Oh saya minta maaf. Apakah saya mengganggu studi sore kamu?" William bertanya.

Leon menatap William seakan berkata 'Baru sadar sekarang?'.

"Putri Alicia." Tricia berkata saat memasuki ruang studi. "Teh soremu menunggu kamu di taman."

"Terima kasih Tricia. Tolong siapkan satu cangkir lagi untuk William. Saya pikir dia akan bergabung dengan kita." Saya berkata.

"Saya kira tuan muda sibuk memerintah kadipaten?" Leon berkata dengan nada sarkastik. "Akan buruk jika kita menahan dia dari tugasnya."

"Oh tidak masalah. Saya benar-benar memiliki sore hari ini untuk mengunjungi Alicia." William berkata dengan senyuman lembut.

'Kenapa saya merasa ada ketegangan di sini?' Saya pikir dalam hati.