Saya tidak bisa tidur dengan nyenyak semalam. Saya terus menerus gelisah di tempat tidur memikirkan apa yang terjadi antara Leon dan saya.
Saya tidak bisa melupakan rasanya bibirnya di atas bibir saya. Mengingat manisnya dan kelembapan itu membuat saya merona dan malu.
Jantung saya berdebar lebih kencang ketika saya memikirkan Leon. Ini adalah pertama kali saya merasakan ini sebegitu hebatnya. Ya, jantung saya juga berdebar lebih kencang ketika William diperkenalkan pada saya dan ingin melamarkan saya tetapi perasaannya hanya sementara.
Perasaan saya terhadap Leon lebih intens. Saya akan merasa nyaman ketika dia di samping saya. Dan setelah mengalami ciuman pertama dengan dia, saya merasa ingin bersama dia selamanya. Hanya dengan memikirkannya jantung saya berdetak dengan kuat.
"Apakah ini perasaan yang mereka sebut cinta?" saya tanya pada diri sendiri. Saya hanya membaca hal semacam ini dalam novel romantis. Dan membaca kisah-kisah cinta itu membuat hati saya juga berdesir manis dan berdebar kencang. Tetapi ini adalah pertama kalinya hati saya merasakannya demi seorang pria tertentu.
"Selamat pagi putri." Tricia menyapa saya. "Mandi anda sudah siap. Setelah itu anda bisa sarapan. Tuan Leon mengatakan bahwa anda akan memiliki pelajaran berkuda pagi ini."
Karena kami tidak bisa melakukan pelajaran berkuda saya kemarin setelah insiden itu, kami akan melakukannya pagi ini.
"Oke." Saya menjawab dalam keadaan linglung. Saya akan bertemu Leon lagi. Jantung saya berdebar kencang lagi.
'Bagaimana saya akan berbicara dengannya? Bisakah saya menatap matanya setelah apa yang terjadi?' Pikiran ini menyeruak di dalam otak saya. Saya membenamkan wajah saya di bantal.
"Putri?" Tricia melihat saya dengan bingung.
"Um, Tricia." Saya berkata dengan malu-malu. "Bolehkah saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja putri." Tricia tersenyum. "Anda ingin bertanya apa?"
"Apakah kamu pernah jatuh cinta?" Saya bertanya dengan malu-malu.
Tricia terkejut dengan pertanyaan saya.
"Apa yang membuatmu bertanya, putri?" Tricia bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Yah saya membaca hal-hal semacam itu di novel jadi saya agak penasaran." Saya berbohong.
"Sejujurnya putri, ya saya pernah jatuh cinta." Tricia menjawab. "Sebenarnya saya sedang dalam sebuah hubungan sekarang." Katanya dengan malu-malu.
"Benarkah? Dengan siapa?" Saya bertanya kepadanya dengan bersemangat.
"Yah dengan seorang penjaga istana." Tricia merona.
"Wow benarkah? Lalu apakah kamu sudah mengalami ciuman pertama? Apa yang kamu rasakan?" Saya bertanya.
"Yah, saya sudah mengalami ciuman pertama." Tricia menjawab dengan malu. "Rasanya, um... enak?"
"Apa lagi?" Saya terus bertanya.
"Yah jantung saya berdegup kencang dan itu terasa menyenangkan." Tricia berkata.
"Apa yang kamu rasakan ketika kamu melihatnya?" Saya bertanya.
"Apa yang saya rasakan? Um, yah saya merasakan jantung saya berdetak sangat cepat. Dan ketika saya dekat dengan dia saya ingin memegang tangannya dan hati saya akan menjadi gila di dalam. " Tricia menjawab. "Ketika kami bersama saya berharap waktu akan berhenti sehingga kami akan bersama lebih lama."
Saya melihat Tricia dan dia tampak berbunga hanya dengan memikirkan cintanya.
"Apa artinya ketika seorang pria mengatakan 'kamu adalah milikku'?" Saya bertanya pertanyaan paling penting.
"Maka itu berarti kalian berdua sekarang sudah berpasangan." Tricia berkata dengan tahu.
"B..b..berpasangan?" Saya langsung merona. Jadi itu maksud Leon. Saya memegang pipi saya dan itu terasa panas.