Konfrontasi Antara Dua Pangeran Mahkota (1)

Saya tiba di pintu ruang makan. Theon dengan hati-hati membuka pintu dan di dalamnya saya melihat meja panjang itu. Di salah satu ujungnya, pangeran Gladiolus duduk dengan anggun, potret sejati seorang pangeran mahkota. Seperti yang saya pikirkan, dia benar-benar di sini menunggu saya.

"Selamat pagi Alicia." Gladiolus berdiri begitu dia melihat saya masuk.

"Selamat pagi Gladiolus." Saya membalas salamnya.

"Anda bahkan lebih cantik dari kemarin." Gladiolus memuji saya. "Anda terlihat lebih bersinar dan bercahaya hari ini."

Saya sudah kebal dengan pujianya sejak beberapa hari yang lalu. Setiap kali dia datang berkunjung, dia selalu memberikan pujian dengan kata-kata semanis bunga.

"Terima kasih atas pujian itu." Saya tersenyum ragu kepadanya.

Tentu saja saya merasa lebih rileks setelah dimanja oleh Tricia baru-baru ini sehingga pujian Gladiolus mungkin bukan hanya basa-basi. Namun tetap saja, kata-kata dari mulutnya terasa seperti umpan untuk memikat saya.