Demam Tinggi

Saya membuka mata dengan berat. Ketika melihat sekeliling, saya berada di kamar saya terbaring di tempat tidur. Kamar itu agak gelap, hanya ada cahaya dari perapian yang menerangi interior. Saya perlahan duduk dan merasakan tubuh saya berat dan sakit.

"Aduh." Saya melontarkan jeritan kecil dari rasa sakit yang saya rasakan. Tubuh saya pasti mengalami memar dan luka yang didapatkan dari dalam kesadaran ibu saya.

Saya mendengar pintu berdecit terbuka dan bayangan seorang wanita tampak masuk. Ketika dia berada beberapa langkah dari saya, saya bisa melihat wajahnya.

"Yang Mulia." Suara itu datang dari Martha. "Saya sangat senang Anda sudah bangun."

Martha berlari ke sisi tempat tidur saya dengan segera.

"Berapa lama saya tidur?" Saya bertanya padanya.