"Cintaku…" Aku mendengar suara yang familiar memanggil di sampingku, itu suara suamiku. "Sudah waktunya bangun dan makan." Nadanya yang manis membantuku membuka kelopak mata yang berat.
"J-Jam berapa ini?" Aku bertanya dengan suara serak, menggosok mataku, dan melihat sekeliling ruangan.
Pelan-pelan aku mulai mengorientasikan diri setelah tidur nyenyak. Ketika aku melihat sekeliling ruangan, aku teringat bahwa kami menginap di sebuah penginapan di desa yang kami lewati dalam perjalanan kami ke timur Alvannia.
"Sudah setengah sembilan sayangku." Regaleon mengusap pipiku dengan lembut. "Kamu tidur lama sekali. Aku enggan membangunkanmu, melihat wajah tidurmu yang cantik dan damai." Dia tersenyum padaku.
"Aku tidur selama itu?" Aku sedikit terkejut, tapi kurasa itu sudah dapat diduga.