Waktu di halaman kecil berlalu begitu saja.
Sejak Li Hao dan Bian Ruxue kembali dari pasar di kuil hari itu, mereka berdua tidak pergi keluar lagi, sama-sama menunggu dengan tenang hingga hari itu tiba.
Di hari-hari biasa, Bian Ruxue berlatih ilmu pedangnya di halaman, hanya memfokuskan diri pada Niat Pedangnya, dan bukan pada gerakan pedangnya.
Jika tidak, kedahsyatan gerakan pedangnya kemungkinan besar akan memutuskan sisa-sisa musim gugur di halaman.
Setelah menyelesaikan tarian pedangnya, gadis itu kembali mengalihkan pandangannya ke paviliun.
Tetapi paviliun itu kini kosong, tidak lagi menampung sosok pemuda dari sebelumnya.
Di mata gadis itu yang jernih, sebersih salju pertama, muncul bayangan kesedihan dan keputusasaan yang tidak bisa ditahan, namun hanya sekejap sebelum ia kembali menenangkan diri dan mendalami kembali kultivasi Niat Pedangnya.