Barulah ketika dia sudah tua akhirnya dia bisa mengekang temperamennya.
Atau mungkin bukan karena dia sudah tua, tetapi karena orang lain mulai mengalami kecelakaan satu demi satu...
"Bukankah Paman Kedua pergi memancing?" Li Hao bertanya dengan penasaran.
Li Xiaoran melirik Li Hao dan berkata, "Memancing? Dia dulu yang paling gelisah di antara semuanya, bagaimana mungkin dia pergi memancing? Saat masih kecil, dia yang paling memusingkan ayah kami. Kulitnya keras dan tidak patuh."
Li Hao tertegun. Paman Kedua tidak suka memancing?
Namun, Paman Kedua yang dia ingat selalu pergi ke tepi danau untuk memancing kapan pun dia punya waktu.
Dia akan duduk di sana sepanjang hari.
Bahkan beberapa hari sekaligus.
Mata Li Hao berkilat. Tampaknya perjalanan waktu tidak hanya merapikan tajamnya, tetapi juga mengurangi kecerobohan dan kegelisahan masa mudanya.
"Apakah kamu datang ke sini untuk menemui saya?" Li Xiaoran bertanya.