Katakan Padaku Yang Sebenarnya

Mendengar itu, mereka terkejut. Paruh pertama kalimat itu adalah sesuatu yang mereka juga tahu, jadi mereka tidak merasa aneh. Namun, paruh kedua kalimat itu terasa sedikit aneh.

"Kakek, apa maksudmu?" Nan Luo bertanya.

Tuan Tua Nan mengangkat alisnya. "Kalian akan segera tahu. Untuk sekarang, fokuslah pada latihan selanjutnya."

"Ya.."

Ketiganya tidak memiliki pilihan lain selain menggertakkan gigi untuk latihan yang akan datang.

Tak lama kemudian, ketiga orang itu tergeletak di tanah. Mereka sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk duduk sehingga mereka hanya bisa berbaring tak berdaya. Suara napas berat mengisi lapangan sementara Tuan Tua Nan masih bergumam.

Feng Ao Si hampir muntah ketika dia melihat perbedaan yang besar antara dirinya dengan kakeknya. "Kakek, bagaimana mungkin kamu masih bisa berdiri dengan baik sementara kami sudah dalam keadaan seperti ini?"

"Itu karena kalian lemah."

Feng Ao Si: "…"