Sorahana

Seorang pembunuh tak tertandingi, nama sandi: Hua, telah memulai kariernya sejak kecil. Catatan misinya sempurna dan siapa pun yang dianggap musuhnya akan berakhir mati tanpa mengetahui alasannya.

Ketika perang berakhir, dia dikirim ke sebuah institusi di mana dia diawasi dengan ketat. Dokter yang bertanggung jawab memberinya sebuah novel wuxia biasa untuk dibaca.

Sebuah longsoran salju terjadi setelah dia selesai membaca.

Ketika dia bangun, dia telah berubah menjadi Nan Hua, putri muda dari keluarga militer yang kuat di novel yang dibacanya. Gadis itu juga tunangan karakter utama sebelumnya, yang akan mati karena menghalangi cinta karakter utama.

Sekarang dia yang mengambil alih, siapa yang berani bertindak sembarangan di sekitarnya? Mereka tidak akan pernah tahu bagaimana mereka berakhir begitu tragis!

Tapi... karakter utama, apa yang kamu lakukan berkeliaran di sekitarnya? Bukankah seharusnya kamu fokus pada perang yang akan datang dan menyelamatkan pemeran utama wanita kamu?

Mengapa kamu mencoba segala cara untuk memenangkannya, ya?

Legenda Terlupakan dari Bunga Berlumuran Darah

"Ya, ini sangat penting." Sebuah kilatan melintas di mata Selir Hai ketika dia mengatakannya.


Feng Qian Kun mengangguk lalu bergerak ke samping, membiarkan Selir Hai memasuki ruangan. Ruangan itu sendiri cukup sederhana karena Feng Qian Kun hanya seorang tamu. Meskipun dia memiliki beberapa status di Kota Angin, itu tidak berarti banyak di Kota Kuai.


"Apa itu?" Feng Qian Kun bertanya ketika dia melihat Selir Hai tidak berniat untuk duduk.


"Apakah kamu sudah mendengar tentang proposal Keluarga Hai?"


"Sudah." Ketika berbicara tentang beberapa masalah, Feng Qian Kun juga berbicara dengan Hai Fa Xia dan tahu bahwa ada beberapa masalah yang sebenarnya disembunyikan. Dia juga tahu bahwa Keluarga Hai sangat ambisius.


Rencana mereka tidak diungkapkan secara terbuka, tetapi dia bisa menyimpulkannya dari petunjuk yang diberikan padanya di sana-sini.


Selir Hai memandang suaminya dengan dalam. "Apa pendapatmu tentang itu?"


Alam yang Buruk Rupa (2)