Menjadi pendamping pengantin wanita ternyata tidak cocok dengan kehidupan seorang mahasiswa PhD tahun akhir yang sibuk. 'Waktu luang' yang seharusnya dimiliki Keeley habis terpakai untuk membantu Jennica mempersiapkan pernikahannya.
Dia selalu dibombardir dengan pesan teks yang meminta pendapat tentang dua nuansa warna yang hampir sama, bunga mana yang terlihat paling romantis, dan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah sebaiknya para pengiring pengantin memakai kuteks warna kulit atau kuteks terang yang serasi dengan gaun mereka.
Keeley sudah sampai pada batas kesabarannya. Jika dia diberi kebebasan merencanakan pernikahannya sendiri, dia ingin berpikir bahwa dia tidak akan seburuk ini.
Mengapa temannya yang relatif santai itu menjadi seperti bridezilla? Apakah Lydia memberikan pendamping pengantin wanita sebanyak ini juga? Untungnya, dia tidak akan tahu karena dia berada di sisi lain negara.