Keeley sedang berjuang untuk menembus kabut obat penghilang rasa sakit ketika dia merasakan sesuatu yang hangat dan familiar. Seseorang sedang menciumnya. Tidak ada orang lain di bumi ini yang berani menciumnya saat dia tidak sadarkan diri kecuali suaminya.
"Aaron?" dia berhasil bertanya meskipun tenggorokannya terasa kering.
Anak kembarnya bergegas ke sisinya dari tempat mereka berdiri di ambang pintu bersama Jennica. Keeley berdesis dan menyipitkan mata ke arah cahaya terang. Temannya melihat reaksinya dan segera memadamkan lampu di ruangan. Masih ada cukup cahaya untuk melihat melalui celah di tirai.
"Mami, Bibi Alice bilang kamu akan mati," katanya dengan sangat serius sambil menggenggam tangan ibunya. "Kamu banyak luka. Haruskah aku mencium agar lebih baik?"