Setelah satu menit penuh, Shang akhirnya membuat pilihannya.
Itu bukan pilihan yang mudah, tetapi Shang percaya bahwa itu adalah pilihan yang benar.
"Saya memilih…"
"19."
Senyeritan si pelawak melebar saat dia melihat Shang.
"Nah, itu menarik," katanya saat muncul tepat di depan Shang, menatap matanya dalam-dalam.
Untuk sesaat, Shang merasakan ketakutan muncul di hatinya.
"Meski saya memblokir pikiranmu dari persepsi saya, saya tetap sangat yakin bisa meramalkan pilihanmu karena saya tahu segalanya tentangmu."
"Namun, siapa yang mengira bahwa saya akan salah?" si pelawak merenung sambil melihat ke mata Shang dengan seringai gila.
"Saya yakin kamu akan memilih 22."
"Katakan padaku, kenapa kamu memilih 19?" si pelawak bertanya tanpa bergerak menjauh.
Shang merasa sangat tidak nyaman dengan si pelawak yang begitu dekat dengan wajahnya.
Shang menarik napas dalam-dalam untuk mengatur pikirannya.
"Ada beberapa alasan untuk keputusan saya."