Shang hanya mengangguk.
Si pelawak menyimpan palunya dan mengangkat dua tangannya.
SHING!
Dua buku muncul di tangannya.
Pertama, dia melihat ke tangan kirinya.
"Sesuatu yang secara signifikan meningkatkan kekuatan dasar sekitar 90% prajurit," katanya.
Kemudian, dia melihat ke tangan kanannya.
"Sesuatu yang membuat menciptakan Jalur sendiri jauh lebih mudah dan cepat," katanya.
Shang ragu sejenak.
"Apakah saya termasuk 90% itu?" dia bertanya.
"Tidak, tapi Guru Mervinmu iya," si pelawak menjawab sambil tersenyum.
Shang menarik napas dalam-dalam.
Dia merasa berhutang budi kepada Guru Mervin. Bagaimanapun, dia baru saja menghabiskan lima tahun berlatih bersama Shang.
Shang benar-benar ingin membantu Guru Mervin.
Namun, pelajaran yang telah Shang pelajari terlintas kembali di benaknya, dan dia ingat mengapa dia menangis setelah Guru Mervin pergi.
Masa depannya.