Ketuk, ketuk, ketuk.
Seorang pemuda mengetuk pintu kayu yang besar.
"Masuk," terdengar suara dari balik pintu.
Pemuda berambut abu-abu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
Itu adalah ruang belajar yang nyaman dengan beberapa buku.
Di meja di belakang ruang belajar duduk seorang pria tua yang tampak ramah yang saat ini sedang membaca buku.
"Sir, kami menerima satu lagi keluhan dari Kaisar Air, dua lagi dari Kaisar Angin, dan empat lagi dari Kerajaan Senja," kata pemuda itu dengan sopan profesional.
Pria tua di meja hanya mendesah tanpa daya.
"Apakah ini karena peningkatan jumlah Abominasi lagi, Wester?" tanya pria tua itu.
Wester, sang pelayan, mengangguk. "Benar, sir."
Pria tua itu kembali mendesah. "Berapa banyak peningkatannya kali ini?"
"Dibanding 20 tahun yang lalu, jumlah Abominasi telah dua kali lipat, sir," Wester menjelaskan.
Pria tua itu menggosok pelipisnya dengan salah satu tangannya. "Kurasa kita tidak bisa menganggap ini kebetulan lagi."