Jiang Man tidak pernah menganggap dirinya sebagai orang yang rewel.
Hanya mendapatkan kasih sayang dari ayah angkatnya dan tanpa asuhan seorang ibu membuatnya lebih tangguh daripada gadis-gadis lain seusianya.
Di usia dua belas tahun, dia terkena cacar air dan harus dirawat di rumah sakit dengan infus.
Karena rasa tidak nyaman di tubuhnya, dia sering muntah setelah makan, dan seminggu penuh dia tidak makan apa-apa.
Suatu hari, saat pergi ke kamar mandi, dia menemukan celananya penuh bercak merah.
Setelah melepasnya, dia melihat celana dalam dan celana rumah sakitnya basah oleh darah segar.
Karena masih kecil saat itu, dia tidak berpikir tentang menstruasi dan mengira itu adalah komplikasi dari cacar air.
Dia pikir dia akan mati, tetapi tidak setetes pun air mata mengalir.
Setelah itu, dia bahkan menulis surat wasiat, mengungkapkan rasa terima kasih atas kebaikan ayah angkatnya yang telah membesarkannya.