Jiang Man mendengar gumaman rendah pembicaraan.
Tapi dia sama sekali tidak terpengaruh, melampaui dunia, hanya fokus pada apa yang ada di tangannya.
Lengan-lengannya terulur, ujung jarinya memetik senar.
Frasa pertama yang dimainkannya membuat semua orang terpesona.
Kemudian, suara harpa mengalir dengan merdu, menceritakan kisahnya sendiri.
Saat mencapai klimaks, suara itu benar-benar menggugah.
Seluruh bagiannya dimainkan dengan sangat mulus, terasa seolah-olah dia telah berlatih selama bertahun-tahun.
Semua orang tenggelam dalam musik yang indah; ruangan tiba-tiba menjadi hening, tanpa terdengar suara.
Suara yang masih tertinggal menyelimuti balok, dan semua orang menikmatinya, tak mampu melepaskan diri.
Termasuk Nyonya Lan Xiang, yang berdiri di pintu.
Dia mencintai musik hingga hampir mabuk.
Entah kenapa, ketika Jiang Man bermain, rasanya seperti sebuah cerita panjang.
Awal cerita berwarna hijau, klimaksnya manis, perubahannya menyakitkan, dan akhirnya indah.