Kekeringan Parah

Dasar sungai kering dari Sungai Changlong ternoda darah, karena sering terjadi pertikaian demi seteguk air yang tercemar.

Di Kota Juncheng, tidak ada sehelai rumput pun yang tumbuh. Para penyintas telah menebang pohon-pohon pinggir jalan dan yang di pegunungan untuk kayu bakar di saat penyakit dingin yang ekstrem, bahkan tidak meninggalkan kulit kayu untuk dimakan.

Orang-orang yang menderita kelaparan yang berkepanjangan telah menjadi kurus kering atau mengalami pembengkakan perut. Kekurangan air dan garam dalam jangka panjang telah menyebabkan pusing, gemetar, kelemahan, kelelahan, dan bahkan rambut serta gigi rontok.

Meski suhu tinggi, banyak penyintas tetap menggertakkan gigi dan pergi mencari persediaan dan air. Daripada menunggu mati di rumah, kebanyakan orang masih memilih untuk berjuang demi hidup mereka.

Walaupun hama serangga, wabah kolera, dan virus telah menghilang, heat stroke terjadi di mana-mana, menyebabkan kematian tak terhitung setiap hari.