Salah satu tentara yang berjaga di luar mendengar perintah Wu Lian dan menjawab, "Ya, Kapten."
Tentara tersebut, yang sudah familiar dengan taktik manipulasi halus Wu Lian, tetap tanpa ekspresi saat dia mengantarkan nampan makanan ke ruang gelap.
Mata wanita itu melebar melihat roti kukus dan sayuran tumis di nampan. Dia menelan ludah, tidak bisa menyembunyikan rasa laparnya. Meskipun dia bisa menciptakan air untuk ditukar dengan makanan, dia sering kesulitan untuk makan sampai kenyang.
Menyadari tatapannya yang tertuju pada makanan, Wu Lian mendorong nampan lebih dekat kepadanya.
"Nona, Anda bisa makan sambil kita bicara." Dia berkata.
Tanpa ragu, wanita itu meraih roti kukus dan mulai melahapnya. Ketika hampir tersedak, dia meraih setengah mangkuk air dan meminumnya dengan bergegas.
Wu Lian dengan tenang mengawasinya makan. Saat temponya melambat, matanya berkilau sesaat, dan dia bertanya, "Nona, apakah ada orang lain dengan kemampuan seperti Anda?"