Menyambar rambutnya dalam keputusasaan, wanita itu bergumam, "Seharusnya aku mendengarkan Kapten dan tidak pernah memberitahu siapa pun tentang kemampuanku."
Memikirkan apa yang mungkin terjadi padanya, matanya memerah, dan air mata mengalir di pipinya.
Dia dengan cemas melirik tentara yang berdiri di luar dan bergumam dalam kepanikan, "Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan?! Aku harus kabur. Aku tidak ingin mati!"
Saat wanita itu dengan panik mencari jalan keluar, salah satu tentara mendekatinya. Menyadari tidak ada pilihan lain, dia menggertakkan giginya, dan matanya berkilat dengan tekad.
Tentara itu berhenti beberapa langkah darinya dan berkata dengan sopan, "Nona, silakan ikut saya agar Anda bisa membersihkan diri."
Wanita itu menatapnya dengan tajam sejenak sebelum memaksakan tubuhnya yang lelah untuk berdiri, menggunakan dinding untuk dukungan.
Ketika tentara itu melihatnya bangkit, dia menepi dan berkata, "Setelah Anda, Nona."