Badai petir, Megatsunami (3)

Saat hujan menghantam tanah yang sangat panas, hujan itu seketika berubah menjadi kabut, semakin mengaburkan pandangan pengemudi.

Meski dalam kondisi yang keras, pengemudi tidak berani memperlambat laju kendaraan. Sesekali, ia dengan gugup melirik cermin spion.

Tiga menit setelah gelombang pertama menghantam garis pantai, gelombang kedua menyerang.

Boom!

Dengan kekuatan yang dibawa oleh gelombang kedua, air melaju masuk ke daratan dengan lebih cepat.

Mu Xichen menyipitkan mata, memperhatikan pembaruan data di layarnya secara real-time. Beberapa detik kemudian, dia tiba-tiba berkata, "Kendarai lebih cepat. Gelombang kedua sudah mengenai garis pantai."

Tangan pengemudi gemetar di roda kemudi. Dia ingin menangis tetapi tidak ada air mata. Tepat ketika dia hendak menjelaskan bahwa mobil tidak bisa lebih cepat, tanah mulai bergetar dengan hebat.

Mata Xu Ruihan berkilauan dengan urgensi, dan dia dengan cepat berteriak, "Pegang erat!"