Bab 175 Tunangan Siapa?

"Apa... apa?"

Semua orang yang hadir mengira mereka sedang berhalusinasi.

Apakah Master Stone baru saja berkata bahwa dia ingin bersikap kejam pada tunanganku? Tunangan siapa?

Tidak, bukankah Abigail Green seharusnya menjadi tunangan Master Stone?

Semua orang menatap pintu serempak dan melihat sebuah kursi roda perak yang dirancang dengan indah perlahan-lahan masuk ke dalam pandangan mereka.

Seorang pria tampan luar biasa duduk di kursi roda itu.

Menyebutnya tampan bukanlah berlebihan. Wajahnya seperti mahakarya Michelangelo, begitu mencolok dalam keindahannya, namun tanpa sedikit pun kesan feminin. Kulitnya pucat, menampilkan kesan sakit-sakitan, tetapi hal ini sama sekali tidak mengurangi aura kebangsawanannya yang alami. Mata ambernya panjang, sipit, dan memberikan perasaan tidak nyaman seperti tunduk saat dia menatap seseorang.

Tidak ada yang berani meremehkan orang di hadapan mereka.