Abigail tidak tahu mengapa pria ini tiba-tiba bertindak seperti itu. Dia memberinya tatapan tajam dan melanjutkan membalut luka.
Brandon Piers menundukkan pandangannya, merajuk. Dia bahkan tidak tahu mengapa dia merasa perlu menjelaskan dirinya kepada wanita ini!
"Baiklah..."
"Kamu..."
Setelah beberapa saat hening, ketika Abigail hendak mengatakan bahwa semuanya sudah selesai, Brandon juga berbicara.
Keduanya berhenti berbicara secara bersamaan, dan Brandon memberi isyarat agar dia berbicara terlebih dahulu.
Abigail tidak ragu, "Sudah selesai. Kamu bisa mengenakan bajumu."
Sambil mengatakan itu, dia berdiri untuk membereskan kotak peralatan medis. Sambil melirik bocah kecil yang ceria di dekatnya, dia tiba-tiba teringat pesan Dekan Foster, yang belum disampaikannya. "Brandon, Dekan Foster memintaku untuk memberitahumu bahwa rumah sakit mereka memiliki dokter perempuan yang mewarisi keahlian Dr. Smith. Dia ingin kamu mencobanya sekali lagi."