MiuNovels

Demi keluarganya, Ren memulai perjalanan dalam VRMMORPG populer, COVENANT, yang menggunakan mata uang dalam permainan secara real-time. Namun, sebagai pemain biasa yang hanya tahu cara mengumpulkan informasi, dia ditempatkan dalam peran pendukung.

Seiring dengan meledaknya popularitas permainan dan setiap perusahaan bernilai miliaran dolar berinvestasi dalam permainan ini, keadaan menjadi semakin buruk bagi Ren. Karena banyaknya informasi yang dia kumpulkan, cheat, rahasia, quest, dan bug yang dia temukan, dia diam dalam ketakutan untuk menjual informasi tersebut ke guild lain.

Namun, diberi kesempatan kedua, dia kembali ke masa lalu ketika ayahnya masih hidup dan COVENANT baru saja memulai fase awalnya.

Kali ini . . . dia tidak akan menjadi orang di pinggir yang mengumpulkan informasi setiap hari selama sepuluh tahun.

Dilengkapi dengan pengetahuan permainan yang dia kumpulkan, dia akan menjadi . . . seorang Alkemis!

Chrono Mage? Djin Master? Summoner? Necromancer?
Chaos Lord?

Apa bagusnya mereka?

Tentu, mereka adalah kelas yang kuat dan langka dan dicari oleh guild, tapi alkemislah yang menempa artefak dan meramu item langka dan ramuan yang mendapat koin paling banyak pada akhir hari!

Ini lebih baik daripada menjadi pandai besi atau pengerajin! Plus, dia bisa menggunakan segala jenis sihir tanpa batasan ras dan kelas!

Ini adalah kelas terbaik! Dan tidak ada yang mengetahuinya!

MMORPG: Kelahiran Kembali sebagai Alkemis

"Bagaimana kalian bisa membunuh Bos?" tanya Silvia kepada Ren begitu mereka semua berada di dalam salah satu kamar di Penginapan Igor.


"Mantraku mengenainya," jawab Ren tanpa peduli. Dia tahu pertanyaan mendasar Silvia, tetapi dia memilih untuk menghindarinya.


Silvia memutar matanya. "Aku tahu kau mengenai itu dengan mantramu. Tapi bagaimana bisa menhantamnya jika bergerak begitu cepat?"


Ren mengangkat bahunya. "Keberuntungan."


Silvia menghela nafas, mengacak rambut poninya.


"Kami mendapatkan pertama darah, jadi siapa yang peduli?" Rosie menambahkan.


"Itu penting," Silvia bersikeras. "Jika kita akan mencoba Vulcan Cava lagi dengan kesulitan yang lebih tinggi, maka kita akan tahu cara mengalahkannya."


Bibir Alecia dan yang lainnya membentuk 'oh'.


Semua gadis kemudian melihat ke arah Ren, siap untuk menganalisanya.


Di bawah tekanan dari begitu banyak mata yang bersinar, Ren tidak menyerah pada tekanan.


Harta Karun di Gua Vulcan