MiuNovels

Demi keluarganya, Ren memulai perjalanan dalam VRMMORPG populer, COVENANT, yang menggunakan mata uang dalam permainan secara real-time. Namun, sebagai pemain biasa yang hanya tahu cara mengumpulkan informasi, dia ditempatkan dalam peran pendukung.

Seiring dengan meledaknya popularitas permainan dan setiap perusahaan bernilai miliaran dolar berinvestasi dalam permainan ini, keadaan menjadi semakin buruk bagi Ren. Karena banyaknya informasi yang dia kumpulkan, cheat, rahasia, quest, dan bug yang dia temukan, dia diam dalam ketakutan untuk menjual informasi tersebut ke guild lain.

Namun, diberi kesempatan kedua, dia kembali ke masa lalu ketika ayahnya masih hidup dan COVENANT baru saja memulai fase awalnya.

Kali ini . . . dia tidak akan menjadi orang di pinggir yang mengumpulkan informasi setiap hari selama sepuluh tahun.

Dilengkapi dengan pengetahuan permainan yang dia kumpulkan, dia akan menjadi . . . seorang Alkemis!

Chrono Mage? Djin Master? Summoner? Necromancer?
Chaos Lord?

Apa bagusnya mereka?

Tentu, mereka adalah kelas yang kuat dan langka dan dicari oleh guild, tapi alkemislah yang menempa artefak dan meramu item langka dan ramuan yang mendapat koin paling banyak pada akhir hari!

Ini lebih baik daripada menjadi pandai besi atau pengerajin! Plus, dia bisa menggunakan segala jenis sihir tanpa batasan ras dan kelas!

Ini adalah kelas terbaik! Dan tidak ada yang mengetahuinya!

MMORPG: Kelahiran Kembali sebagai Alkemis

Di meja bundar, Ren duduk di tengah. Di sebelah kirinya ada Evie, dan di sebelah kanannya ada Leonel. Sudah sepuluh menit sejak Evie bergabung dengan mereka, tetapi keheningan belum pecah sejak dia datang.


Leonel menatap Ren dengan wajah cemberut dan mata kritis. Kemudian dia mencondongkan tubuh dan berbisik, "Ceritakan. Apa kalian berdua pacaran?"


Dia bisa saja berteriak karena suaranya bergema di dalam ruangan.


Ren menendang sepatu Leonel dengan tumit bootsnya, dan yang terakhir tercengang akibat terkejut sekaligus kesakitan.


"Tidak," Ren berkata dengan nada tajam sebelum menghadap Evie dengan senyum. "Jangan pedulikan dia."


Mengabaikan rasa sakit di kakinya, Leonel mengalihkan perhatiannya kepada Evie. "Jadi, bagaimana kalian berdua bisa lebih dekat?"


Satu tendangan lagi di tulang rusuk menutup mulut Leonel.


"Ren dan aku sekelas," jawab Evie. "Dan kami telah menyelesaikan beberapa misi bersama."


Rahasia yang Tidak Boleh Diberitahukan