Tiga Bos Besar!

Bai Zemin memandang gadis di depannya dengan tingkat rasa ingin tahu yang sama seperti yang terpancar dari matanya saat ia memperhatikan mereka.

Posturnya kecil, tubuhnya ramping dan mungil tanpa tanda-tanda kedewasaan, yang sangat wajar mengingat usianya baru sembilan tahun. Rambutnya hitam legam seperti tinta dan wajahnya sangat cantik bak boneka porselen. Namun yang paling mencolok adalah matanya.

Sepanjang perjalanan ke sini, Bai Zemin telah melihat anak-anak lain dan dengan mudah menyadari bahwa mereka semua memiliki pandangan licik saat memindai sekeliling; seperti rubah kecil yang menunggu kesempatan sempurna untuk melancarkan serangan.

Namun, mata gadis kecil di depannya bagaikan dua permata bercahaya bebas dari segala kotoran, seolah-olah meskipun dunia luar telah berubah menjadi neraka, itu tidak mampu menodai hatinya.