"""
Liam mengeluarkan telur dari ruang penyimpanan dan menyerahkannya kepada penjaga toko yang memiliki senyum lebar menghiasi wajahnya. "Apa pun untukmu, tampan!"
Namun, mata penjaga toko yang masih terpaku pada Liam, dengan pandangan berbinar-binar, tiba-tiba beralih ke telur berukuran sedang yang ada di tangannya.
Ekspresinya pun berubah serius saat dia mulai memeriksa telur itu secara detail. Itu adalah telur berwarna putih tanpa pola atau tanda khusus dan tampak bersih sempurna, hampir memberikan kesan bahwa tidak ada yang bisa mengotorinya.
"Ini! Dari mana kamu mendapatkannya?!"
Alex yang sebelumnya merasa terganggu dengan penjaga toko yang terang-terangan merayu Liam juga menjadi diam dan mendengarkan percakapan dengan seksama.
Dia kini mengerti bahwa inilah alasan Liam datang ke sini dan bukan untuk membeli telur-telur yang dipajang.