Di Luar Labirin

"U-urhhh…"

Aku bergumam, perlahan kembali sadar.

'Aku tidak ingat kapan terakhir kali merasa begitu pusing dan mengantuk.' Pikiranku melayang saat gambar-gambar buram di sekitarku mulai semakin jelas.

"… Uh?" Mataku akhirnya mendapatkan penglihatan, dan aku menyadari bahwa kami tidak lagi berada di Labirin—atau setidaknya, aku tidak.

'Tunggu, tempat ini adalah…'

"Akhirnya kamu bangun." Seseorang berbisik di sebelahku.

Rambut Perak mengalir bersama angin, membuatku melirik ke arah pemilik suara itu.

"M-Maria…?"

Mata gadis itu mengembara ke tempat lain, seolah-olah sengaja menghindari kontak mata denganku.

'Ayo lah…'

"Bagaimana perasaanmu?" Dia bergumam sekali lagi.

Aku tidak bisa memastikan apakah dia marah, malu, atau khawatir. Ekspresinya terlihat kosong, dan mata birunya terlihat teralihkan.

"Y-ya, aku baik-baik saja. Aku merasa jauh lebih baik sekarang. Di mana yang lain?"