Putusan Paus

"Kirimkan suara Anda melalui jajak pendapat sekarang!" Tiba-tiba, dua opsi muncul di depan setiap anggota jemaat yang duduk di bangku.

Opsi tersebut berupa panel yang ditampilkan tepat di depan mereka, dan mereka harus memilih antara 'Lulus' atau 'Gagal'.

Saya mengira itu akan menjadi sesuatu yang lebih ajaib, tetapi ini akhirnya tidak lebih dari sebuah survei yang dikeramatkan.

'Tapi, apa tujuan menggunakan jemaat palsu untuk mencapai keputusan?'

Mereka hanyalah proyeksi dari pikiran saya dan Maria.

"Tampaknya hasilnya sudah ada!!!" Paus mengumumkan, menarik mata saya ke arah panel besar yang terbentang di atas udara, di atas saya.

Saya menunggu dengan sabar untuk melihat bagaimana kami telah berhasil. Bagaimanapun, ini adalah alasan utama saya melewati semua ini.

Walaupun mata saya sekilas melihat ke arah Maria, saya segera melihat ke arah lain. Saya juga merasakan pandangan yang menatap saya, tetapi memutuskan untuk tidak melihat.