"Apa yang membuatnya begitu lama?" Seorang elf yang tampak berusia awal tiga puluhan mondar-mandir di luar ruangan. Seperti semua elf, dia sangat tampan. Namun, wajah tampannya itu dibayangi oleh kecemasan.
"Melahirkan membutuhkan waktu," seorang elf cantik menjawab. "Berhentilah berjalan mondar-mandir, kau membuatku ikut gugup."
"Aku khawatir tentang putri kita," elf tampan itu menjawab. "A-Apa yang terjadi jika sesuatu buruk menimpa dia dan anaknya? Apa yang harus kita lakukan, Aerin?"
"Tidak akan terjadi apa-apa, Theoden," Aerin menatap suaminya dengan kesal. "Kendalikan dirimu, maukah kau? Lihat saja Morgan. Lihat? Dia cukup tenang."
Theoden melirik pria berambut merah yang sedang bersandar di dinding di sudut ruangan. Dia menyilangkan tangannya di dada dan berdiri diam seperti patung. Matanya tertutup dan tampak sedang beristirahat.
Elf tampan itu akhirnya menenangkan dirinya dan duduk di samping istrinya. Kedua elf itu saling menggenggam tangan dan berdoa kepada para Dewa agar putri mereka dan anaknya selamat dari bahaya.
-------------
Di dalam ruang persalinan...
"Nyonya, aku bisa melihat kepala bayinya," bidan itu berkata dengan penuh kegembiraan. "Sedikit lagi. Hanya satu dorongan lagi!"
Wanita cantik yang berbaring di tempat tidur mengeluarkan desakan keras saat dia mematuhi permohonaan bidan itu. Rambut panjang pirangnya menempel di kulitnya, dan mata hijau zamrudnya dipenuhi dengan kelelahan. Dia telah menjalani persalinan selama lebih dari delapan belas jam dan sudah merasa sangat lemah.
Hanya tekadnya yang tak tergoyahkan untuk melihat anaknya yang membuat akal sehatnya tetap terkendali.
Setelah melalui banyak kesulitan, bayi itu akhirnya lahir ke dunia.
Bidan itu memegang bayi yang baru lahir di tangannya. Dia memeriksa jenis kelaminnya dan hendak memberi selamat kepada Nyonya-nya karena telah melahirkan seorang anak laki-laki ketika dia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.
Setelah mempertimbangkan lebih lanjut, bidan itu menyadari bahwa bayi tersebut tidak menangis saat lahir. Sebuah kerutan muncul di wajahnya saat dia menggunakan sihir untuk membersihkan tubuh bayi tersebut. Dia memperhatikan dengan cermat napas bayi itu dan detak jantungnya.
Untuk sesaat, bidan itu berpikir bahwa bayi itu langsung meninggal setelah dilahirkan. Dia pernah melihat kasus serupa sebelumnya dan hal itu membuatnya sangat cemas.
Untungnya, dia melihat dada bayi itu naik, yang merupakan indikasi jelas bahwa dia mulai bernapas. Namun, napas bayi itu sangat lambat dan berat.
"Ada apa?" tanya wanita cantik yang baru saja melahirkan. "Apakah terjadi sesuatu pada bayiku?"
Pertanyaannya membawa bidan itu keluar dari lamunannya. Dia buru-buru menyerahkan bayi itu kepada ibunya dan memberinya ucapan selamat.
"Selamat, Nyonya. Ini anak laki-laki," kata bidan itu. "Namun, bayinya sangat lemah dan aku khawatir..."
Wanita cantik itu mengabaikan bidan itu dan memeluk bayi yang baru lahir ke dadanya. Semua kelelahan yang dia rasakan selama persalinan hilang oleh kebahagiaan yang dia rasakan saat itu.
"Kau terlihat seperti ulat kecil," wanita cantik itu menggoda putranya sambil setetes air mata mengalir di sisi wajahnya. Dia membelai pipi bayi itu dengan lembut dan menyalurkan sihirnya ke tangannya.
"Penyembuhan."
"Penyembuhan."
Setelah melafalkan dua mantra berturut-turut, bayi itu akhirnya bergerak dan mulai menangis.
Kedua elf yang sedang menunggu di luar ruangan saling memandang. Aerin menangis dan menyandarkan kepalanya di pelukan suaminya.
Meskipun dia terus mengatakan kepada suaminya bahwa semuanya akan baik-baik saja, dia sendiri merasa cemas.
Pria berambut merah yang sedang bersandar di dinding akhirnya membuka matanya. Dia menghela napas lega sambil menatap langit-langit ruangan. Matanya yang abu-abu dipenuhi kebahagiaan dan kesedihan.
Kebahagiaan karena anak saudara laki-lakinya telah lahir. Kesedihan karena anak itu tidak akan pernah bisa melihat ayahnya di kehidupan ini.
-----
"Nyonya, anak Anda sangat tangguh." Bidan itu tersenyum saat menatap anak itu. "Aku benar-benar berpikir dia tidak akan selamat."
Wanita cantik itu mencium bayinya dan tersenyum. "Apakah Anda mengatakan bahwa dia memiliki keinginan kuat untuk hidup?"
"Tepat sekali!" Bidan itu menganggukkan kepalanya setuju.
"Will...," wanita cantik itu bergumam. "Mulai sekarang, namamu akan menjadi William. William von Ainsworth."
Wanita cantik itu menatap putranya dengan penuh cinta. "Tumbuhlah besar dan kuat, seperti ayahmu."
Tiba-tiba, pintu terbuka lebar dan kedua elf itu masuk ke dalam ruangan.
Theoden segera memeriksa kondisi putrinya. Hatinya sakit ketika dia melihat kelelahan di wajah putrinya. Namun, dia juga merasakan kebahagiaan dan kebanggaan di balik keanggunannya.
Aerin mendekati putrinya dan mencium pipinya. "Selamat, Arwen."
"Terima kasih, Ibu," Arwen menjawab dengan senyum tipis.
Melihat pasangan ibu dan anak itu, elf tampan itu merasa tersisih dan memutuskan untuk mengamati bayi yang berada dalam pelukan putrinya.
"Mengapa anak ini begitu diam?" tanya Theoden. "Apakah bayi manusia memang selemah itu?"
"Apa yang kau bicarakan? Dia bukan anak manusia. Dia adalah Setengah Elf," Aerin mengoreksi suaminya.
"Ayah, bayiku tidak lemah." Arwen cemberut. "Dia kuat! Jika tidak, dia tidak akan lahir ke dunia ini."
Theoden mengerutkan dahi, tetapi tahu lebih baik untuk tidak berdebat dengan istri dan putrinya. Setelah memeriksa kondisi putri dan bayi mereka, kedua elf itu meninggalkan ruangan agar ibu dan anak dapat menghabiskan waktu berkualitas bersama.
Bagaimanapun, mereka harus berpisah cepat atau lambat.
Arwen membuka kancing bajunya dan dengan lembut membimbing bibir putranya ke payudaranya. Bayi itu masih menutup matanya. Jelas, dia masih lemah, tetapi naluri alaminya memungkinkannya melakukan hal paling mendasar yang seharusnya dilakukan seorang bayi yang baru lahir, yaitu meminum susu ibunya.
Jauh di dalam kesadaran William, kata-kata mulai terbentuk. Namun, jiwanya masih terluka akibat ditabrak oleh Truck-Kun sebelum dia memasuki Siklus Reinkarnasi. Karena itu, dia tidak dapat melihat kata-kata yang muncul di "Halaman Status" miliknya.
-----
< Misi Harian: Minum Susu telah selesai! >
< Hadiah: 5 Poin Pengalaman. >
< Poin Pengalaman Saat Ini: 5 / 100 >
----
Nama: William Von Ainsworth
Ras: Setengah Elf
Hit Points: 5 / 5
Mana: 10 / 10
Kelas Pekerjaan: Tidak Ada
Sub Kelas: Tidak Ada
< Kekuatan: 0 >
< Kecepatan: 0 >
< Vitalitas: 1 >
< Inteligensi: 2 >
< Ketangkasan: 0 >
Keahlian: Tidak Ada
Gelar: Tidak Ada