Saya Tidak Percaya Kita Telah Melakukan Tiga Puluh Ronde

Saat William membuka matanya, sesuatu yang berwarna emas muncul dalam pandangannya. Tak lama kemudian, suara napas lembut dan teratur seorang yang sedang tidur terdengar di telinganya.

Dia masih belum sepenuhnya sadar, tetapi dia mengenali gadis yang berada dalam pelukannya. Pada saat itu, bayangan dari bercinta penuh gairah memenuhi kepalanya. Tubuh William menegang dan semua rasa kantuk yang masih tersisa di tubuhnya lenyap sepenuhnya.

Perlahan, tetapi pasti, William melepaskan diri dari kecantikan pirang dalam pelukannya. Dia kemudian melihat Wendy dengan ekspresi serius dan memperhatikan beberapa hal yang membuatnya menghela napas lega.

'Hanya sebuah mimpi,' pikir William sambil menepuk dadanya dengan rasa lega.

Wendy masih mengenakan seragam sekolahnya, dan wajah remajanya menunjukkan bahwa dia masih di awal masa remaja. Pemuda berambut merah itu tak bisa menahan diri untuk membandingkan Wendy yang muda dan cantik, dengan Wendy dewasa yang montok dalam mimpinya.