"Jadi, apa rencanamu sekarang?" William bertanya. "Jika mereka tidak bermusuhan, kamu harus berusaha sebaik mungkin untuk menjalin komunikasi dengan mereka."
Putri Sidonie menggelengkan kepalanya. "Meskipun mereka tampaknya tidak bermusuhan, mereka tetap memenjarakan saudara-saudaraku yang lahir dari para selir ayahku. Saat ini, yang duduk di atas takhta Freesia adalah adikku yang berusia sepuluh tahun, Pangeran Carl."
Tersembunyi di balik cadar, sebuah senyum kecil muncul di bibir Putri Sidonie saat ia memikirkan adiknya yang selalu mencarinya setiap kali ada badai petir. Pangeran Carl lahir dengan bakat rata-rata dalam sihir. Namun demikian, itu tidak menghentikan Putri Sidonie dan ibunya, Ratu Ophelia, untuk memanjakannya.
Putri Sidonie juga memiliki kakak laki-laki. Dia adalah Pangeran Rainier, berusia dua puluh empat tahun, dan Pangeran Mahkota Freesia. Sayangnya, dia telah berubah menjadi patung kristal seperti yang lainnya yang berusia di atas dua puluh tahun.