Akan Kami Tiba Tepat Waktu?

Brianna sedang minum teh di dalam kediaman Ketua Suku Besar ketika cangkir yang dia gunakan mengeluarkan bunyi retakan yang keras. Sebelum dia dapat bereaksi terhadap suara tersebut, cangkir di tangannya telah pecah menjadi beberapa bagian.

Untungnya, dia baru saja selesai meminum isinya, kalau tidak teh tersebut akan terciprat ke tubuhnya.

"Kakak Perempuan…"

Bisikan lemah Ernest mencapai telinganya dan membuat tubuhnya bergetar. Perasaan ketakutan langsung menyelimuti hati gadis muda itu saat detaknya menggebu di dalam dadanya.

"Ernest…," kata Brianna pelan saat dia meletakkan tangannya di dadanya. Dia tidak tahu mengapa tetapi dia merasa cemas.

Jika memungkinkan, dia ingin melihat apakah Pangeran Muda itu aman. Namun, keduanya tidak punya cara untuk berkomunikasi satu sama lain dalam jarak yang jauh.