Crimson_ink

Roy meninggal dalam kecelakaan yang tidak menguntungkan.

Dia mengira itu adalah akhir.

Tapi sayangnya baginya, Tuhan tidak punya tempat untuknya di surga, dan iblis juga tidak menginginkannya di neraka.

Jadi dia berakhir di tubuh anak ketiga seorang bangsawan terkenal, yang diabaikan oleh seluruh keluarganya.

Dunia ini persis seperti dunia dalam novel yang dibacanya sehari sebelum dia meninggal.

Orang yang tubuhnya ia miliki memiliki nama yang sama dengannya tetapi tidak disebutkan dalam novel karena dia mati dua tahun sebelum kekuatan kekacauan menyerang wilayah itu.

Itu berarti, sementara Roy hidup dalam tubuh baru ini, dua tahun kemudian, ia akan mati, terkoyak dan dimakan oleh monster.

Dia membutuhkan kekuatan untuk bertahan dalam peristiwa mendatang, tetapi tidak seperti protagonis novel Stallion, ia tidak memiliki keunggulan emas!

[Kamu mendapatkan 1 EXP]

Hanya setelah tanpa sengaja menginjak lebah Roy menyadari bahwa ia memiliki keunggulan emas!

Dan keunggulan emas ini mungkin kunci baginya untuk menjadi yang terkuat!

Meningkat Tanpa Henti dengan Sistem Terkuat!

Anehnya, Roy tidak merasa jijik dengan Siren Tanpa Bentuk.


Meskipun dia melemparkan dirinya padanya seperti seorang pelacur, dia tidak mendorongnya pergi dan malah memeluknya kembali, mendukungnya agar tidak terjatuh dan melukai dirinya sendiri.


Jika ada orang lain yang berani menerkamnya seperti itu pada pertemuan pertama mereka, dia akan melempar mereka seperti seorang Super Giga Chad, dengan kekuatan yang cukup untuk mengirim mereka dari Wilayah Utara sampai ke Ibukota Terlarang.


Ada alasan mengapa dia memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Begitu dia memeluknya, Roy merasa seolah-olah dia telah menemukan sesuatu yang dia tidak pernah tahu dia cari tetapi sangat berharga baginya. Dia bisa merasakan bahwa menghargainya adalah keinginan yang melekat pada dirinya. Jadi, dia mengonfirmasi bahwa dorongan itu berasal dari garis keturunannya yang memberitahunya untuk tidak menyakiti atau melukainya, atau dia akan sangat menyesalinya.


Kebenaran! (Bagian-1)