Bab 39: Ketenangan Sebelum Badai

Setelah pertempuran panjang dan melelahkan melawan Hei Long, Shen Wei dan murid-muridnya akhirnya bisa menghela napas lega. Meskipun mereka tahu ancaman belum sepenuhnya hilang, kemenangan ini layak dirayakan.

Malam telah menyelimuti langit saat mereka kembali ke Sekte Naga Putih. Cahaya bulan menyinari wajah-wajah mereka yang penuh kelelahan, tetapi juga kebanggaan. Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang masih merasakan adrenalin dari pertarungan sebelumnya, sementara Mei Er diam-diam terus memperhatikan Shen Wei, yang tampak sedikit lebih lemah dari biasanya.

Saat mereka tiba di halaman sekte, para murid lainnya segera menyambut mereka dengan penuh sukacita.

"Senior! Kalian kembali dengan selamat!" seru salah satu murid.

"Bagaimana pertarungannya?" tanya yang lain dengan antusias.

Shen Wei hanya tersenyum tipis. "Musuh telah dikalahkan untuk saat ini. Tapi ini belum akhir. Kita masih harus bersiap."

Meskipun kata-katanya serius, ada ketenangan dalam suaranya. Para murid mengangguk dengan penuh hormat.

Malam itu, semua orang merayakan kemenangan mereka.

Mereka berkumpul di aula utama, menikmati makanan sederhana yang disiapkan oleh murid-murid sekte. Lin Xia dan Yu Lan bercanda satu sama lain, sementara Chen Guang dengan penuh semangat menceritakan kembali adegan pertarungan yang baru saja mereka lalui.

Namun, Mei Er tetap diam, sesekali melirik ke arah Shen Wei yang duduk sedikit lebih jauh dari yang lain.

Shen Wei, yang biasanya selalu penuh energi, tampak lebih tenang malam ini. Di dahinya, terdapat goresan luka kecil, sisa dari pertarungan sebelumnya.

Saat malam semakin larut, satu per satu murid mulai kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Shen Wei pun akhirnya tertidur di tempatnya, duduk bersandar pada tiang kayu di aula sekte.

Mei Er masih belum tidur. Ia duduk diam di dekat api unggun kecil di luar aula, matanya sesekali menatap langit berbintang.

Namun, tatapannya segera beralih ke arah Shen Wei yang sedang tertidur.

"Senior… kau pasti sangat lelah."

Mei Er bangkit perlahan, mendekati Shen Wei dengan langkah hati-hati agar tidak membangunkannya.

Saat ia melihat lebih dekat, ia menyadari bahwa darah kecil di dahinya masih belum mengering sepenuhnya.

Tanpa berpikir panjang, ia berlutut di hadapan Shen Wei, jemarinya menyentuh lembut luka kecil itu. Namun, ketika ia mencoba menyembuhkannya dengan energi spiritualnya, sesuatu di dalam hatinya berbisik hal lain.

"Aku ingin melakukan sesuatu yang lebih tulus."

Wajah Mei Er memerah, tetapi ia mengambil napas dalam-dalam.

Dengan sangat pelan, ia mencium dahi Shen Wei.

Sejenak, udara di sekitarnya terasa hening. Energi lembut berwarna merah muda keluar dari tubuh Mei Er, mengalir ke dalam luka Shen Wei.

Dalam sekejap, darah kecil itu menghilang, dan luka di dahi Shen Wei benar-benar sembuh.

Mei Er mundur perlahan, tangannya menyentuh dadanya sendiri. Jantungnya berdebar kencang.

Ia menatap Shen Wei dengan tatapan penuh perasaan. "Senior… aku tidak tahu kapan aku mulai menyukaimu, tapi…"

Sebelum ia bisa menyelesaikan pikirannya, Shen Wei sedikit bergerak dalam tidurnya. Mei Er terkejut dan segera mundur, takut jika ia tertangkap basah.

Namun, yang tidak ia ketahui, Shen Wei tidak sepenuhnya tertidur.

Dalam pikirannya, ia bisa merasakan sentuhan lembut Mei Er, merasakan energi penyembuhan yang sangat tulus.

"Mei Er…" pikirnya dalam hati.

Tetapi, ia tetap berpura-pura tertidur, membiarkan Mei Er kembali ke tempatnya.

Di dalam hatinya, perasaan yang telah lama ia tekan mulai goyah.

Saat matahari pagi mulai naik, murid-murid Sekte Naga Putih sudah kembali berlatih. Lin Xia, Yu Lan, dan Chen Guang bertarung satu sama lain dalam latihan sparring, sementara Mei Er sibuk mengawasi mereka.

Shen Wei, yang kini sudah benar-benar pulih, berdiri di puncak paviliun, mengawasi mereka semua.

Saat ia melihat Mei Er, ia merasakan sesuatu yang berbeda.

"Aku selalu berpikir bahwa aku harus menjaga jarak… Tapi apakah itu yang benar?"

Namun, sebelum ia bisa terlalu larut dalam pikirannya, sesuatu di kejauhan menarik perhatiannya.

Energi gelap samar mulai berkumpul di langit barat.

Ancaman… belum berakhir.

(Bersambung ke Bab 40...)