Bab 10: Ujian Pertarungan di Baiyun Sect

Setelah berhasil melewati Ujian Pemurnian Jiwa, Jiang Chen kini dihadapkan pada tantangan berikutnya: Ujian Pertarungan. Ini adalah tahap di mana para murid akan diuji dalam keterampilan bertarung mereka, baik dalam teknik bela diri maupun pengendalian Qi.

Di pelataran luas Baiyun Sect, ratusan murid berkumpul, menunggu giliran mereka. Elder Bai berdiri di tengah arena, menatap mereka dengan tajam.

> "Ujian ini akan menentukan apakah kalian cukup kuat untuk melangkah ke tahap berikutnya. Setiap murid akan dipilih secara acak untuk bertarung. Jangan ragu-ragu, tunjukkan yang terbaik!"

Jiang Chen tetap tenang. Ia tidak tahu siapa lawannya, tetapi ia sudah terbiasa menghadapi pertarungan di dunia Murim. Meskipun dunia ini memiliki sistem Cultivation yang berbeda, intuisi bertarungnya tetap tajam.

Tiba-tiba, nama-nama diumumkan.

> "Jiang Chen vs. Wu Tao!"

Seorang pemuda berbadan besar melangkah maju. Wajahnya penuh kepercayaan diri, dan senyum sinis terukir di bibirnya.

> "Jadi kau yang baru saja menyelesaikan Ujian Pemurnian Jiwa lebih cepat dari yang lain? Hmph, aku ingin melihat apakah kau benar-benar sehebat itu!"

Jiang Chen tidak menanggapi provokasinya. Ia hanya mengangguk ringan dan memasuki arena.

Pertarungan Dimulai

Begitu gong berbunyi, Wu Tao langsung menerjang dengan kecepatan tinggi. Dia menghunuskan serangan Palm Strike, teknik khas dari Baiyun Sect. Udara bergetar akibat kekuatan Qi yang terpancar dari serangan itu.

Namun, Jiang Chen tetap tenang. Dengan langkah gesit, ia menghindari serangan pertama, lalu berputar ke samping dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata biasa.

> "Apa?! Cepat sekali!"

Wu Tao terkejut, tetapi tidak mau kalah. Ia kembali menyerang dengan kombinasi pukulan bertubi-tubi. Jiang Chen mengamati gerakannya dengan saksama—setiap pukulan Wu Tao memiliki pola tertentu. Dalam waktu singkat, Jiang Chen menemukan celah.

Ketika Wu Tao meluncurkan serangan pamungkasnya, Jiang Chen bergerak lebih cepat. Ia memblokir serangan itu dengan telapak tangan, lalu meluncurkan tendangan yang menghantam perut Wu Tao dengan keras.

Wu Tao terpental ke belakang, jatuh terduduk di tanah. Wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan.

> "Aku… kalah?"

Elder Bai yang mengawasi pertandingan mengangguk dengan kagum.

> "Pemenangnya, Jiang Chen!"

Sorakan terdengar dari beberapa murid yang terkejut melihat pertarungan itu. Jiang Chen membuktikan bahwa ia bukan murid biasa.

Namun, di antara kerumunan, seorang murid lain memperhatikan Jiang Chen dengan tatapan tajam. Liu Feng, salah satu murid berbakat Baiyun Sect, tersenyum tipis.

> "Menarik… Sepertinya aku harus menguji dia sendiri di ujian berikutnya."

Jiang Chen turun dari arena tanpa berkata-kata. Dia tahu bahwa ujian sebenarnya baru saja dimulai.