Jiang Chen mengikuti gadis itu melewati lorong-lorong sunyi Baiyun Sect. Malam semakin larut, dan hanya suara angin yang berdesir di antara pepohonan yang menemani langkah mereka. Semakin jauh mereka berjalan, semakin sepi sekitarnya, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah taman terpencil di belakang gunung sekte.
Di tengah taman, berdiri seorang pria berjubah hitam dengan wajah yang tersembunyi di balik tudungnya. Sosok itu tidak menunjukkan tanda-tanda permusuhan, tetapi hawa yang ia pancarkan terasa berbeda—tenang, tetapi penuh tekanan.
Gadis itu berhenti dan memberi isyarat agar Jiang Chen melangkah maju. Tanpa ragu, Jiang Chen mendekat, tetap menjaga kewaspadaan.
"Aku sudah menunggu, Jiang Chen," suara pria itu terdengar dalam dan berat.
Jiang Chen menyipitkan mata. "Kau siapa?"
Pria itu mengangkat kepalanya sedikit, memperlihatkan mata tajam yang seakan mampu menembus pikirannya. "Kami adalah orang-orang yang mengamati dari bayangan, mereka yang menjaga keseimbangan di dalam sekte ini."
"Menjaga keseimbangan?" Jiang Chen mengulang dengan nada skeptis.
Pria itu tersenyum samar. "Baiyun Sect terlihat damai di permukaan, tetapi banyak faksi yang bersaing di dalamnya. Beberapa di antaranya memiliki ambisi yang bisa membawa kehancuran. Kami ada untuk memastikan itu tidak terjadi."
Jiang Chen tetap diam, mencerna kata-kata itu. Jika yang dikatakan pria ini benar, maka Baiyun Sect jauh lebih kompleks daripada yang ia duga.
"Apa kau yang mengirimkan surat itu?" Jiang Chen bertanya.
Pria itu mengangguk. "Itu adalah ujian, untuk melihat apakah kau cukup tajam untuk menyadari sesuatu yang lebih besar sedang terjadi."
Jiang Chen mengangkat alis. "Dan apa yang kau inginkan dariku?"
Pria itu mendekat, suaranya lebih pelan tetapi penuh tekanan. "Kami ingin menawarkan sebuah pilihan. Kau bisa tetap menjadi murid biasa, menjalani hidupmu tanpa campur tangan dalam konflik ini… atau kau bisa bergabung dengan kami, mengetahui rahasia yang hanya sedikit orang ketahui, dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar."
Jiang Chen menatap pria itu dalam-dalam. Ia tahu bahwa keputusan ini bukan sekadar pilihan biasa. Jika ia menolak, mungkin ia akan tetap diawasi. Jika ia menerima, ia akan masuk ke dunia yang lebih berbahaya dari sebelumnya.
Namun, ia hanya tersenyum tipis.
"Aku menolak."
Gadis itu tampak terkejut, sementara pria berjubah hitam tetap diam sejenak sebelum akhirnya berbicara, "Apa kau yakin?"
"Aku datang ke Baiyun Sect untuk berkultivasi, bukan untuk terjebak dalam permainan bayangan." Jiang Chen menjawab dengan tenang.
Pria itu tersenyum tipis, seolah sudah menduga jawaban ini. "Baiklah. Namun ingat satu hal, Jiang Chen—menolak sesuatu bukan berarti kau bisa menghindarinya."
Setelah mengatakan itu, pria tersebut berbalik dan menghilang ke dalam bayangan malam, diikuti oleh gadis yang membawanya ke sini. Jiang Chen berdiri diam sejenak, membiarkan angin malam berhembus melewati tubuhnya.
Ia tahu ini belum berakhir.
Tetapi itu bukan masalahnya untuk saat ini.
Tanpa berpikir lebih jauh, ia kembali ke kediamannya dan duduk bersila.
Saat ini, yang paling penting adalah berkultivasi. Meningkatkan kekuatannya.
Sebab di dunia ini, hanya yang kuat yang bisa benar-benar memilih jalannya sendiri.