Chapter 6 Admission (4) Reboot

Wissen, sebuah pulau yang melayang di udara dan juga sebuah keajaiban yang diciptakan oleh para pahlawan zaman dulu

Pulau ini melayang menggunakan jenis sihir yang dirahasiakan sehingga banyak orang menganggapnya sebagai sihir unik

Selama hampir 200 tahun, pulau ini terus mengalami pembangunan peradaban hingga berkembang menjadi sebuah kota besar yang dinamai dengan nama yang sama dengan pulaunya

....

Mendarat di sebuah pelabuhan dan mulai turun dari kapal terbang, Wim dan Art melihat banyak orang masuk dan keluar dari kapal sesuai dengan arahan dari petugas

Sementara mereka yang akan masuk ke akademi Unio akan dipandu oleh penjaga khusus dari akademi, termasuk Wim dan Art

Penjaga:" Selamat datang di Pulau Wissen, kuharap perjalanan kalian menyenangkan "

Wim:* menyenangkan apanya pala gundulmu, kami hampir mati disana* mencoba meluruskan kejadian yang terjadi pada Wim dan Art lewat pikiran

Penjaga:" Silahkan naik kereta mana yang anda inginkan "

Ia lalu menunjukkan kereta kuda yang berjumlah banyak untuk para calon mahasiswa tersebut

Setiap kereta hanya bisa menampung hampir 4 orang didalamnya,dan kudanya merupakan sebuah automaton, masing-masing orang memilih kereta yang mereka inginkan dan berangkat ke akademi

Sementara itu Wim dan Art memilih kereta paling terakhir yang ada di bagian paling belakang

Kursi yang digunakan oleh kereta ini sangatlah lembut dan memiliki pola warna-warni disekitarnya, lebih nyaman dibandingkan juga dengan karavan kuda yang pernah mereka naiki sebelumnya

Ia mulai naik ke kereta itu, setelah itu duduk dengan nyaman disana. Membelai kursi tersebut, Wim merasa bahwa tempat duduknya serasa empuk dibandingkan dengan sofanya yang ia pakai di rumahnya

Masih terus membelai-belai tempat kursi itu, tiba-tiba ada seseorang yang juga masuk ke dalam kereta yang ia naikin

Luna :" Kamu lagi? "

Wim:"! "

Ternyata orang itu adalah Luna, gadis yang menyelamatkannya mereka berdua dari para bandit

Wim:" Hai" Wim melambaikan tangannya kepada Luna

Luna tidak membalasnya dan hanya menghela nafas, kemudian ia duduk dengan santai dan mulai membaca buku

Penunggang:" Apa sudah siap semuanya? " Katanya kepada penumpangnya yang berada di dalam kereta kuda tersebut

Semuanya mengangguk

Penunggang:" Oke, kita berangkat segera "

Asap muncul dari hidung kuda automaton, dan mulai bergerak menjauhi pelabuhan kapal terbang, dan bergerak menuju Akademi Unio

....

Ketika kecepatan kereta itu mulai melambat, Wim memiliki sebuah firasat sehingga ia mulai membuka jendela, lalu mengeluarkan kepalanya sedikit dan melihat sebuah bangunan besar

Bangunan besar yang ia lihat tidak lain dan tidak bukan adalah akademi Unio

Wim:* jadi inilah akademi Unio*

Sebuah gerbang depan yang besar terbuka, mempersilahkan mereka untuk masuk. Jalan untuk gerbang dibuat dengan rapi dan banyak pepohonan ditanam dengan rapi merata disetiap kiri dan kanan, menambah keindahan dari akademi tersebut

Gedung-gedung dari akademi ini menggunakan perpaduan antara era modern dan era pertengahan dengan banyaknya bendera warna-warni yang digantung.

Terlepas dari kenyataan bahwa Wim hanya bisa melihatnya dari game, ia tidak bisa memperkirakan seberapa luasnya akademi tersebut. Ia mengagumi Akademi tersebut

Disaat Wim mengagumi akademi Unio, Luna yang tadinya sibuk membaca sebuah buku, mulai mengangkat kepalanya ke arah Wim dan mulai bertanya kepadanya

Luna:" Apakah ini pertama kalinya kau melihat gedung-gedung sebesar ini"

Wim merespon dengan mulai memasukkan kepalanya lagi dan mengangguk dihadapan Luna

Luna:" Begitu yah"

Mendengar itu ia langsung menghentikan pembicaraannya

Kemudian Wim mencoba untuk berbicara kepadanya

Wim:" Anu, terimakasih karena telah menyelamatkan kami. Jika bukan karena mu kami pasti tidak akan selamat "

Wim berterima kasih kepada Luna, karena membantunya untuk mengalahkan para bandit tersebut. Jika bukan karena dia, Wim dan Art pasti akan kesulitan untuk mengalahkan mereka

Mendengar hal itu Luna sedikit terkejut, katanya terbelalak saat dia mendengar ucapan terima kasih dari Wim. Terlihat dari ekspresi tersebut, Luna terlihat sangat bahagia

Tapi ia menyembunyikan rasa bahagia itu, dan menjawab sambil tetap melirik fokusnya untuk kembali membaca bukunya

Luna:" Tidak perlu berterima kasih... aku hanya lewat saja, mengerti"

Ia mengatakannya tanpa melirik ke arah Wim sekalipun, seperti tidak peduli dengan hal itu. Tapi dibalik matanya ia menerima ucapan tersebut dengan tulus

...

Kereta mereka berhenti di depan gedung, lalu sang penunggang mulai membuka pintu untuk mereka

Penunggang:" Kita sudah sampai, silahkan turun"

Mereka pun turun sambil membawa barang-barang mereka, dan mulai membalikkan badan mereka ke arah depan gerbang utama Akademi Unio

Didepan mereka akademi Unio berdiri megah dengan menara-menara menjulang tinggi dan dikelilingi oleh awan yang berarak perlahan mata mereka berbinar oleh rasa penasaran dan antusiasme

Wim:" Wah...Ini benar-benar besar dari yang kulihat di game" Bisiknya

Ia tidak pernah percaya bahwa Akademi yang sedang ia lihatnya sekarang ini adalah Akademi Unio yang ia lihat di game Victori Shard karena skalanya yang sangat jauh berbeda di game

Ini membuat skala yang ada di gamenya terlihat sangat ampas sekali, seperti tidak ada keinginan untuk mencoba membuatnya terlihat bagus

Saat mereka mulai melangkah masuk melewati gerbang yang terbuka lebar, sebuah lapangan luas terbentang di hadapan mereka. Kerumunan calon mahasiswa sudah memenuhi tempat itu, sebanyak 449 orang. Dengan kehadiran Wim dan Luna, jumlah mereka kini genap menjadi 451, untuk Art tidak dihitung karena ia adalah Automaton.

Suasana dipenuhi oleh suara bisikan, tawa, dan percakapan antusias. Beberapa calon mahasiswa tampak berkenalan, sementara yang lain hanya mengamati sekeliling dengan takjub.

Tiba-tiba, suara lantang menggema di udara, menyambut para calon mahasiswa baru

??? :" Selamat datang, para calon mahasiswa Akademi ini "

Sebagian besar dari mereka saling berpandangan dengan ekspresi bingung

Orang 1 :" Darimana asal suara itu? "

Orang 2 :" Siapa itu? "

Orang 3 :" Apa itu kamu? "

Orang 4 :" Bukan"

Mereka mulai mengedarkan pandangan, mencari sumbernya.

Sesaat setelah itu, suara itu datang lagi, kali ini dengan nada yang lebih lembut, meminta maaf karena telah mengejutkan mereka.

??? :" Maaf semuanya, kalian pasti terkejut yah"

Tak lama kemudian, sosok pemilik suara itu akhirnya menampakkan diri. Seorang pria berumur 39 tahun, mengenakan jubah biru berhiaskan simbol sihir keemasan, melayang di udara di atas karpet terbang. Di tangannya, ia memegang mikrofon yang berdekatan dengan mulutnya

???:" Selamat datang di Akademi Unio! Aku adalah Sherman Azkhenic, sang Primaris tinggi dari Kesatria Sihir, sekaligus kepala sekolah akademi ini!"

Kata-katanya seketika menimbulkan kehebohan di antara para calon mahasiswa. Bisikan penuh keterkejutan terdengar di seluruh lapangan

Orang 1:" Tunggu dulu, Sherman Azkhenic! "

Orang 2:" Kudengar ia adalah salah satu dari komandan Kesatria Sihir yang termuda saat ini"

Banyak yang tidak percaya bahwa mereka sedang berada di hadapan seorang legenda

Sherman:" Semuanya, mohon tenang ada yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua"

Hanya dengan sebuah pidato, Sherman berhasil menenangkan mereka semua

Setelah semuanya terdiam, Sherman mulai berpidato dengan berwibawa

Sherman:" Kalian semua telah menempuh perjalanan panjang untuk tiba di sini. Akademi ini bukan hanya tempat belajar sihir, tetapi juga tempat bagi kalian untuk tumbuh, berkembang, dan pada akhirnya—"

Mendengar pidato tersebut, membuat Wim seharusnya merasa tidak pernah bosan dengan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh kepala sekolah tersebut. Tapi entah kenapa ia terlihat sangat bosan sekali, apa karena dari pidato tersebut tidak diiringi oleh musik ikonik dari game tersebut yang membuatnya terlihat sangat fantastis

Setelah dengan beberapa kalimat dan kalimat lagi, akhirnya Sherman mencapai baris kalimatnya yang terakhir

Sherman:" Begitulah, untuk melindungi dunia kita yang rapuh ini. Kalian adalah generasi penerus yang akan membawa perubahan besar."

Pidatonya diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari para calon mahasiswa, termasuk dengan Wim dan Luna

Sherman tersenyum melihat antusiasme para siswa baru.

Sherman:" Namun, sebelum kita melangkah lebih jauh... aku tahu kalian semua pasti lelah. Jadi..."

Klik

Dengan satu jentikan jarinya, udara di sekitar mereka bergetar, lalu muncullah sekelompok robot pelayan berdesain elegan, membawa nampan-nampan besar berisi hidangan lezat. Aroma daging panggang, roti hangat, sup krim, dan berbagai makanan menggoda lainnya langsung mengisi udara.

Sherman:" Silakan makan dan beristirahat! Ini adalah hadiah kecil dari kami untuk perjuangan kalian mencapai akademi ini!" kata Sherman dengan senyum hangat.

Tanpa ragu, para calon mahasiswa mulai mengambil makanan mereka, memenuhi lapangan dengan suasana penuh kebersamaan dan keceriaan. Wim ikut menikmati hidangan mereka, menyadari bahwa perjalanan dia di akademi ini baru saja akan dimulai