Jahida terbangun ketika hari sudah gelap. Cukup kaget Jahida yang bangun ternyata sudah berada dikamar nya, dan dengan tergopoh - gopoh Jahida berlari keluar kamar dan melihat sang ibu sedang santai menonton tv diruang tamu, sementara ibu Jahida yang menyadari putrinya sudah bangun pun menyapa Jahida.
"Sudah bangun sayang? capek banget yah hari ini?" sapa mamah Jahida.
"Iyaa ni mah, Jahida ngantuk banget tadi, sampai ketiduran." Ujar Jahida.
"Yaudah sana mandi dulu, nanti selesai mandi langsung makan sekalian bareng mamah", ucap mamah Jahida yang memotong omongan Jahida.
"Oh iyadeh mah, Jahida mandi dulu." jawab Jahida berlalu kembali ke kamar nya, untuk mandi.
Jahida masih bingung kenapa dia bisa tertidur sangat lama, apalagi tadi dia masih berada di rumah pak Khairul, sambil berfikir keras Jahida melepas seragam sekolah nya yang masih melekat dari tadi pagi, dan betapa terkejut nya Jahida menyadari bahwa celana dalam nya basah dan lengket, namun tidak ada tanda - tanda bahwa diri nya di perkosa oleh pak Khairul. Belum habis kaget Jahida akibat celana dalam nya yang basah, kini malah pandangan nya ke arah cermin yang ada di kamar mandii, tanda merah di dada nya, seperti bekas cupang, jadi lah Jahida langsung meletakkan kecurigaan kepada pak Khairul, dalam kegelisahan hati Jahida meneruskan mandi nya. Jahida kini sudah segar setelah mandi, dan masih berbalutkan handuk handphone Jahida berbunyi karna ada pesan whatsaap yang masuk, Jahida membuka handphone dan melihat pak Khairul mengirim beberapa foto, dan setelah di buka betapa terkejut nya Jahida melihat foto diri nya yang sedang bugil, juga sebuah pesan dari pak Khairul.
"NON SEKSI BANGET KALAU BUGIL GINI, hehehe…" ujar pak Khairul.
Dengan tangan yang masih gemetar Jahida membalas pesan dari pak Khairul.
"Apa maksud bapak ini? kenapa bapak tega melakukan ini sama Jahida?" jawab Jahida di wa.
"Non ga perlu tau apa maksud bapak, yang jelas sekrang kalau non ga mau foto - foto ini tersebar, non harus nurut kata bapak, hehehe…" jawab pak Khairul.
"Apa mau bapak? bapak mau uang? Jahida bisa kasih bapak uang asal bapak hapus semua foto - foto Jahida", jawab Jahida
Pak Khairul tidak membalas pesan Jahida, malah whatsaap nya yang semula online sekarang sudah berubah menjadi offline, terdengar mamah Jahida memanggil sang putri untuk keluar dan makan malam, Jahida yang sudah tak tentu arah fikiran nya pun keluar dari kamar memenuhi panggilan sang ibu, rasa lapar Jahida seketika hilang tapi tetap di paksa Jahida untuk makan walaupun sedikit, agar sang ibu tidak menaruh curiga kepada Jahida yang tampak gelisah, dan setelah selesai makan dengan buru - buru Jahida kembali ke kamar nya. Sesampainya di kamar Jahida segera meraih ponsel nya dan mengecek apa ada balasan dari pak Khairul, namun pak Khairul belum membalas pesan yang terakhir Jahida kirim, jadilah sepanjang malam Jahida tak dapat memejamkan matanya lagi, hingga jam 4 suibuh handphone Jahida kembali berbunyi dan benar saja pesan itu berasal dari pak Khairul.
"Pagi bidadarinya bapak, hehehe..." pesan dri pak Khairul.
"Apa yang bapak inginkan dari saya?" Jahida membalas dengan cepat pesan pak Khairul.
"Bapak mau nya meki tembem kamu dong, hehehe…" jawab pak Khairul.
"Deggg…!" betapa kaget Jahida membaca pesan dari pak Khairul itu.
"Jangan sembarangan yah pak? saya bisa laporin bapak ke orang tua saya." jawabku ketus.
"Ya kalau non mau laporin silahkan saja, tapi jangan salahkan bapak yah kalau foto non ini tersebar", Kembali pak Khairul mengirim sebuah foto, yang mana foto Jahida dengan kontol pak Khairul di mulut nya.
Bagai di sambar petir, Jahida tak mampu berkata - kata melihat foto diri nya seperti itu, dan mau tak mau dengan lembut Jahida tak berani untuk memberontak pak Khairul.
"Jangan pak, Jahida mohon jangan sebarkan foto itu pak", jawab Jahida.
"Hehehe… gitu dong, nurut sama orang tua", balas pak Khairul.
Jahida bingung harus membalas apa untuk pesan terakhir dari pak Khairul, tak berselang lama pak Khairul kembali mengirim pesan pada Jahida.
"Besok pagi non bilang ke ibuk kalau besok ada kelas tambahan lagi sampai sore, paham !!!" balas pak Khairul di Whatsapp.
"Baik pak", balas Jahida singkat.
"Oke bidadariku sekarang coba kirim foto ke bapak, gausah pakai baju yah, bapak kangen liat pentil pink kamu, hehehe…" kembali sebuah pesan masuk.
Dengan berat hati Jahida membuka baju nya dan foto selfie dengan dada yang terbuka, lalu mengirim ke pada pak Khairul.
"Aduuhh… gemes banget si non, pengen bapak gigit tu pentil nya, hahaha…" balasan pak Khairul kali ini membuat Jahida bergidik takut.
Belum Jahida membalas pesan pak Khairul, kembali pesan masuk lagi.
"Nanti pagi - pagi sekali non ke rumah bapak yah, ingat jangan pakai celana dalam, nanti bapak aja yang pasangin di rumah, hehehe..." ujar pak Khairul.
Kali ini Jahida mati kutu, tak ada yang bisa dia lakukan kecuali menuruti permintaan pak Khairul. Tak sadar saling berkirim pesan dengan pak Khairul, diluarpun hari mulai terang, dan bergegas Jahida untuk mandi karna harus bersiap - siap untuk sekolah, dan tak lupa Jahida kepada pesan pak Khairul untuk memakai celana dalam nya di rumah pak Khairul saja, maka sehabis mandi Jahida memasukan celana dalam nya ke tas, sementara menjelang kerumah pak Khairul Jahida tidak menggunakan celana dalam. Jahida yang baru keluar kamar melihat sang ibu sedang menyiapkan sarapan, tentu gugup Jahida yang merasa risih dengan meki nya yang tidak menggunakan celana dalam.
"Haii… sayang, udah rapi aja ni, hehehe…" sapa mamah Jahida.
"Iya dong mah", jawab Jahida.
"Yaudah sarapan dulu sebelum berangkat." Ujar mamah Jahida.
"Jahida nanti sarapan di sekolah aja mah, ini udah buru – buru", jawab Jahida.
"Eh?! kok ga sarapan si sayang? kan ini mamah udah masak." Ujar mamah Jahida.
"Iyaah mah, soal nya ada tugas yang harus Jahida selesaikan sebelum guru masuk kelas." jawab Jahida.
"Emang itu pak Khairul udah siap?" Tanya mamah.
Jahida berdiam sejenak mendengar pertanyaan mamah nya.
"Ini Jahida mau kerumah pak Khairul aja mah, biar dia cepat siap - siap nya." ujar Jahida buru - buru.
"Hati - hati yah sayang." mamah Jahida sembari berteriak karna Jahida sudah jauh.
Setelah menutup pagar, Jahida dengan lesu berjalan menuju rumah pak Khairul yang tepat berada di sebelah rumah nya, pintu rumah pak Khairul sedikit terbuka, menandakan sang pemilik rumah sudah bangun, dan setiba di depan pintu Jahida mendengar suara dari dalam.
"Masuk aja non, hehehe…" suara pak Khairul meminta Jahida untuk masuk.
Jahida memberanikan diri untuk masuk rumah pak Khairul yang ternyata pak Khairul sedang duduk santai di sofa usang nya itu, dengan kaos oblong dan sarungnya yang terlihat lusuh.
"Duduk situ non", tunjuk pak Khairul ke arah sofa single di samping pintu.
Jahida tak mampu melihat wajah pak Khairul dan langsung saja menuruti perintah dari tangan pak Khairul.
"Kok nunduk aja si non? Hehehe…" Tanya pak Khairul.
"Gapapa pak", jawab Jahida.
"Coba lebarin kaki nya non terus angkat rok nya itu, bapak pengen lihat meki tembem pagi - pagi." kata pak Khairul.
"Degggg…!" Jahida tak menyangka pak Khairul mengatakan hal itu, bahkan meminta nya mengangkang di depan nya.
"Tapi pak", jawab Jahida yang panik.
"Ahh… udah jangan banyak bacot, ga ada tapi - tapian. sekarang cepat lakukan yang bapak suruh aja." ketus pak Khairul memotong omongan Jahida.
Jahida malah tak bergeming, wajah nya kini memerah dan kepala nya semakin merunduk.
"Yasudah kalau non ga mau, sekrang non pulang aja, tapi sebelum non sampai rumah bapak jamin foto - foto ini sudah sampai ke mamah non." kata pak Khairul dengan santai nya.
"Jangan pak… Jahida mohon", reflek Jahida menjawab ucapan pak Khairul setelah mendengar ancaman itu.
"Kalau gitu buruan dong ahh…! liatin meki non yang tembem itu ke bapak, hehehe…" kata pak Khairul lagi.
Pelan - pelan Jahida mengangkat kaki dan melebarkan nya, sehingga tampak dengan jelas meki Jahida oleh pak Khairul.
"Aduuhh… seger bener ini meki, tapi agak semak yah, hehehe…" ujar pak Khairul.
Jahida yang mendengar celotehan pak Khairul sangat malu, seseorang yang harus nya menjadi kakek nya malah kini sedang menikmati bagian paling sensitive dari tubuh nya.
"Non mau disini atau di kamar nih?" Tanya pak Khairul kepada Jahida.
Jahida bingung menjawab pertanyaan mesum pak Khairul itu, harus kah keperawanan nya di renggut oleh pak Khairul, tak terasa air mata Jahida mengalir di pipi nya, tak menyangka bahwa hal semacam ini akan terjadi pada diri nya.
"Oke lah kalau non diam aja berarti keputusan di tangan bapak yah, hehehe..." ucap pak Khairul.
"Sekarang non turun kesini, dalam sarung bapak ada yang mau kenalan ini, hehehe…" ucap pak Khairul lagi.
"Tapi Jahida mau berangkat sekolah pak", ujar Jahida.
"Ahh…! bodo amat! khusus hari ini biar bapak jadi guru non, guru ngentot, hahaha..." ujar pak Khairul.
Akhir nya Jahida menuruti kemauan pak Khairul, berangsur turun dan tepat di hadapan pak Khairul, barulah pak Khairul mengangkat sarung nya dan menutupi Jahida di dalam sarung nya, yang ternyata kontol pak Khairul sudah sudah berdiri dengan keras, berukuran besar dan panjang, membuat Jahida sedikit ketakutan. Masih dengan ragu - ragu, kepala Jahida di pegang oleh pak Khairul dan di dorong ke dalam dan jadilah mau tak mau Jahida membuka mulut dan membiarkan kontol besar pak Khairul menerobos mulut munyil nya, Jahida yang memang belum pernah sama sekali melakukan oral ini, hanya mengikutin gerakan tangan pak Khairul yang memaju mundurkan kepala nya.
"Iyah non gitu, nanti lama - lama terbiasa itu, hehehe..." pak Khairul pun mulai melepas tangan nya dari kepala Jahida, namun Jahida tetap mengikuti arahan pak Khairul agar terus memaju mundur kan kepala nya.
Di atas pak Khairul sedang menikmati kopi di pagi hari, sedangkan di bawah kontol nya sedang menikmati hangat nya mulut sang gadis muda, setelah kurang lebih 15 menit Jahida bermain dengan kontol pak Khairul, kini pak Khairul menarik tubuh Jahida keluar dari sarung nya, kemudian membaringkan Jahida di sofa nya, lalu pak Khairul dengan beringas menyibak rok Jahida dan terpampanglah meki tembem Jahida. Tak menunggu waktu lama, pak Khairul langsung membenamkan kepalanya di meki Jahida, menghirup aroma segar meki perawan, juga lidah pak Khairul berusaha membelah meki Jahida, dan Jahida yang baru pertama kali merasakan meki nya di jilat pun seperti medapat kenikmatan tersendiri, pinggul Jahida pun sempat terangkat guna menjemput lidah pak Khairul.
"Enak yah non? Hehehe…" ejek pak Khairul.
Jahida tak menggubris pertanyaan pak Khairul, yang dia mau sekarang adalah bagaimana bisa semua ini cepat selesai, dan dia dapat dengan cepat keluar dari rumah pak Khairul ini, Pak Khairul pun sekarang mengarahkan kontol nya ke meki Jahida, dengan bermodalkan ludah sebagai pelicin, pak Khairul pelan - pelan mendorong kontol nya yang besar ke meki perawan Jahida.
"Aaahhhh… sakit pak", jerit Jahida.
"Tahan non, nanti juga enak kok", kata pak Khairul menenangkan Jahida.
"Ampunn… pak… sakit pak, aaaahhhh…" Jahida menarik tubuh nya menjauh dari pak Khairul.
Wajah pak Khairul langsung berubah drastis, tampak seperti orang kesal, namun dengan santai pak Khairul kembali berkata.
"Mau di lanjutin atau mau saya sebar aja ni!" ucap nya dingin.
"Jangan di sebar pak, saya mohon", ucap Jahida.
"Kalau ga mau saya sebar sekarang non ke kamar saya! kita selesai kan di kamar aja." ketus pak Khairul sambil berdiri menjauh ke arah kamar nya.
Jahida pun mengikuti pak Khairul ke dalam kamar, tidak ada lampu di dalam kamar pak Khairul ini, cahaya terang hanya berasal dari jendela kaca yang depan rumah nya, iyah kamar pak Khairul ini berada di depan rumah nya atau bersebelahan dengan ruang tamu, jadi dari dalam kamarpun kita biasa melihat kearah jalan depan. Pak Khairul pun meminta Jahida untuk berbaring dan kemudian pak Khairul melanjutkan dengan mengarahkan kontol besar nya di memek Jahida, dan blessshh… terlihat darah segar mengalir di sela - sela kontol pak Khairul, yang arti nya sekarang Jahida sudah tidak perawan lagi. Jahida hanya mampu menggigit bibir saja karna takut pak Khairul kembali memberi nya ancaman lagi, jadi dengan sekuat tenaga Jahida mencoba untuk mehanan rasa sakit yang teramat sangat pada meki nya, mengingat ukuran kontol pak Khairul sungguh besar dan juga panjang.
Pak Khairul yang mendiamkan sebentar kontol nya di dalam meki Jahida pun, mulai manarik sedikit kontol nya dan kembali mendorong nya lagi, dan hal itu di lakukan berulang kali oleh pak Khairul guna agar Jahida bisa rilexs dengan ngentot pertama nya. Alhasil apa yang di lakukan pak Khairul pun membuah kan hasil, Jahida yang semula meringis kesakitan kini perlahan berubah menjadi desahan, begitu pula pak Khairul yang begitu bahagia karna sudah berhasil memecahkan perawan Jahida, dan mulailah pak Khairul menaikan tempo genjotan nya, disusul dengan desahan Jahida yang semakin tak beraturan.
"Pak… Jahida mau pipis pak", desah Jahida.
Mendengar itu pak Khairul pun semakin mempercepat genjotan nya.
"Pakkk… creett… creett…." tubuh Jahida pun kejang dengan sendiri nya, di dalam kontol pak Khairul pun merasakan semburan cairan cinta Jahida, pak Khairul pun mendiamkan diri sejenak, membiarkan Jahida menikmatin orgasme pertama nya.
"Sayurrr… sayurrr..." ujar seorang tukang sayur.
Terdengar dari luar kalau penjual sayur yang biasa nangkring di kawasan ini datang, tepat di depan rumah pak Khairul sehingga satu persatu ibu - ibu di situ mulai berdatangan untuk membeli sayur, dan tak ketinggalan mamah Jahida yang memang langganan dari tukang sayur tersebut. Melihat mamah Jahida, pak Khairul pun inisiatif untuk mengenggjot Jahida dengan gaya berdiri menghadap keluar di balik kaca yang tak terlihat dari luar, pak Khairul menarik tubuh Jahida dan memposisikan di depan kaca jendela. Jahida pun terkaget melihat mamah nya sedang memilih sayur tak jauh dari nya, namun beda nya, mamah nya tidak melihat bahwa anak nya sedang di eksekusi oleh tukang ojek kepercayaan nya, Jahida yang masih berdiri dengan kaget pun merasa pak Khairul mangangkat satu kaki nya dan bleeeeessshhh… kontol pak Khairul kembali bersarang di meki Jahida.
Jahida mendesah akibat sodokan kontol pak Khairul, dan dengan santai pak Khairul berbisik di telinga Jahida.
"Gimana yah kalau mamah non tau, sekarang non lagi bapak entotin, mana keenakan lagi, hehehe..." ujar pak Khairul.
"Jangan pak, Jahida mohon, jangan sampai mamah tau", kata Jahida sambil menahan sodokan kontol pak Khairul.
"Asal non nurut sama bapak, semua bisa di kondisi kan si hehehe…" pak Khairul makin gencar menyodok meki Jahida.
"Iyah pak, Jahida siap melakukan apa aja asal bapak ga sebar foto - foto Jahida apalagi sampai ngasih tau mamah", Ujar Jahida
Pak Khairul kini tersenyum puas mendengar ucapan Jahida, kini 100% Jahida sudah berada di genggaman nya.
"Kalau gini sekarang non yang goyang, buat bapak puas, kalau sampai bapak ga puas, nanti non bapak gendong kedepan kayak gini." Ujar pak Khairul.
Jahida dengan takut nya langsung menggoyangkan pinggul nya menyambut setiap sodokan kontol pak Khairul, bahkan Jahida menoleh kesamping untuk menyerahkan bibir nya kepada pak Khairul.
"Hmmm… hhmmm…" bibir kedua manusia beda usia itupun bersatu dengan nafsu.
Sesekali Jahida melirik kearah luar di mana mamah nya sedang bersenda gurau dengan ibu - ibu lain nya, berbeda dengan diri nya yang kini sedang berusaha memberi kepuasan kepada lelaki yang usia nya terpaut sangat jauh dari diri nya. Pak Khairul pun semakin bernafsu, sodokan kontol nya pun semakin brutal bahkan tempo nya tak beraturan, pak Khairul pun melepas pagutan bibir nya dan kembali fokus dengan sodokan kontol nya, berpegangan pada pinggang Jahida, pak Khairul menghentak - hentak kuat pada meki Jahida. Jahida pun semakin tak karuan, perasaan ingin pipis pun kembali melanda nya.
"Pak… Jahida mau pipis pak…" lirih Jahida.
"Aaarrrggghhhh…! arrggghhh…!" erang pak Khairul.
Croootttt... croottt... Creettt... creeett... Pak Khairul dan Jahida pun akhir nya mencapai orgasme secara bersamaan, senyum puas tampak dari wajah pak Khairul, sedang kan Jahida terkulai lesu di bawah lantai kamar pak Khairul, dengan nafas yang terengah - engah, Jahida menyempat kan melihat ke depan yang ternyata mamah nya sudah tidak berada di depan lagi.
"Yasudah sana non bersih – bersih." perintah pak Khairul ke pada Jahida.
"Jadi Jahida sudah boleh pulang yah pak?" Tanya Jahida.
"Kalau bapak belum nyuruh pulang berarti belum boleh pulang." kata pak Khairul lagi.
Dan dengan lesu pak Jahida pun bangkit dan berjalan ke arah belakang untuk membersihkan diri.
Sepeninggalan Jahida ke kamar mandi, ternyata pak Khairul yang sudah mengenakan sarung dan kaos singlet nya itu keluar untuk menemui pak Abbasy si tukang sayur yang nangkring di depan rumah nya, dengan wajah yang berseri dari biasa nya, pak Khairul juga tak lupa membeli sayur untuk makan siang nya dan sang bidadari yang sekarang berada di dalam rumah nya.
"Segar banget itu muka kau Khairul, hehehe…" sapa pak Abbasy.
"Masa sih Abbasy?" jawab pak Khairul.
"Iyah lah, udah kayak orang habis menang lotre aja kau." seringai pak Abbasy.
"Hehehe… ada pare ga?" tanya pak Khairul ke pak Abbasy.
"Ada itu di depan biji mata kau, kalau ular sudah di patok nya lah leher kau itu", seringai pak Abbasy.
"Yah… kali ada ular di gerobak sayur lu ini, hahaha…" jawab pak Khairul.
"Abbasy? daging babi mu masih ada?" Tanya pak Khairul sedikit berbisik.
"Walahh… buat apa kamu Khairul daging babi, kau kan muslim." kaget pak Abbasy.
"Sstttt… berisik banget lu, gua buat ngasih binatang peliharaan gua", bisik pak Khairul lagi.
"Binatang apa rupa nya Khairul?" Tanya pak Abbasy penasaran.
"Adalah… dia itu suka nya daging babi, buruan masih ada ga?" Tanya pak Khairul lagi.
"Adalah… masih sisa ini setengah kilo, itu pun karna ga di ambil sama yang mesan tadi." jawab pak Abbasy.
"Yasudah kasih ke gua aja itu", ucap pak Khairul.
"Yasudah lah kalau gitu. ambil sama kau aja lah, terus mau beli apa lagi kau?" Tanya pak Abbasy lagi.
"Kasih juga telur deh 2 biji, udah lu hitung berapa semua nya." Ujar pak Khairul.
"Ok ok…" kata pak Abbasy.
Sementara Jahida yang sedari tadi sudah selesai dari kamar mandi kini tampak berdiri di balik jendela melihat pak Khairul sedang berbincang dengan pak Abbasy, dengan keadaan yang masih bugil, karna semua pakaian nya di simpan oleh pak Khairul, jadi lah kini Jahida harus telanjang, selama pak Khairul tidak memberikan pakaian nya, Jahida yang melihat pak Khairul sudah selesai belanja dan hendak kembali ke rumah, dengan selengkangan yang masih perih kembali masuk ke kamar, karna takut ketika pak Khairul membuka pintu diri nya dapat di lihat oleh pak Abbasy.
"Crekkkk…" pintu kamar di buka oleh pak Khairul.
"Aduuhh… masih bugil aja non, mau di entot lagi yah? ketagihan yah sama kontol bapak? Hehehe…" ujar pak Khairul.
"Mana seragam Jahida pak?" Tanya Jahida tak berani menatap pak Khairul.
"Padahal kan non lebih cantik kayak gini, seksi hehehe…" uajr pak Khairul.
"Jahida mohon pak, kembalikan seragam Jahida dan biarin Jahida pulang." iba Jahida.
"Jadi lu mau pulang? yaudah sana pulang, pakaian jangan harap bapak balikin." ucap pak Khairul sambil mendekat dan menyentak tangan Jahida kemudian menarik nya keluar dari kamar.
"Yasudah sana pulang, biar malu orang tua non liat non bugil keluar dari rumah bujang tua kayak bapak. Sana", pak Khairul mendorong tubuh Jahida ke arah pintu depan yang masih tertutup.
"Jangan pak jangan", Jahida memohon kepada pak Khairul dengan menangis.
"Kata nya non mau pulang, keluar sana pulang." pak Khairul tampak marah.
"Ampun pak, ampunin Jahida, tolong jangan suruh Jahida pulang pak", Jahida menghiba kepada pak Khairul.
"Bocah tololl, tadi mau pulang skrang ga mau pulang, bikin ribet aja lu." pak Khairul sambil ngedumel berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan makanan.
Jahida yang masih berdiam diri di balik pintu itu bisa saja keluar berlari kerumah nya, namun tidak mungkin dalam keadaan bugil seperti ini, ditambah lagi jika dia melawan atau membantah pak Khairul, foto - foto syur nya tentu bisa untuk membuat nya kembali lagi ke dalam rumah ini. Pada akhir nya Jahida harus menerima semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi kedepan nya, sekalipun harus menjadi budak seks pak Khairul yang ntah sampai kapan.
Bersambung…
JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...
KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...
JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN
INSTAGRAM : @WIDASU.ID
INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...
JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!
TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...