---
: Perasaan yang Tak Terucapkan
Pagi itu, Ulpa bangun lebih awal dari biasanya. Udara masih terasa dingin, dan kabut tipis menyelimuti ladang, menciptakan ketenangan yang seharusnya menenangkan. Namun, hatinya terus bergejolak. Kegelisahan yang ia rasakan sejak hari itu—sejak ia melihat Robert berbicara dengan wanita lain—tidak kunjung sirna.
Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa mungkin itu hanya percakapan biasa, tetapi ada sesuatu dalam cara Robert bersikap yang membuatnya tidak bisa mengabaikan perasaan itu.
Setelah sarapan, Ulpa akhirnya memutuskan sesuatu: ia akan mengunjungi Ratu. Bukan hanya karena ingin berbincang, tetapi juga karena ia perlu menemukan jawaban—meskipun ia sendiri tidak yakin akan menanyakannya secara langsung.
---
Sesampainya di rumah Ratu, Ulpa mengetuk pintu dengan sedikit ragu. Tidak lama, pintu terbuka, dan Ratu menyambutnya dengan senyum hangat, seperti biasa.
"Ulpa? Pagi-pagi begini?" tanya Ratu ramah.
Ulpa balas tersenyum, meskipun perasaannya sendiri masih berantakan. "Aku hanya ingin berbicara sebentar," katanya sambil melangkah masuk.
Ratu mengangguk dan mengajak Ulpa duduk di dekat jendela. Cahaya pagi yang masuk menerangi ruangan, tetapi suasana di antara mereka terasa sedikit berbeda dari biasanya.
"Ada apa?" tanya Ratu, suaranya tetap lembut.
Ulpa menatap cangkir teh di tangannya, berpikir sejenak sebelum akhirnya berkata, "Aku... aku melihat Robert di pasar beberapa hari lalu. Dia berbicara dengan seorang wanita, dan mereka terlihat akrab."
Ratu terdiam sejenak. Ia tidak menunjukkan reaksi berlebihan, hanya menatap Ulpa dengan ekspresi sulit diterka.
"Robert memang berubah," katanya akhirnya, suaranya tenang. "Tapi kita semua tahu, Robert bukan orang seperti itu. Bukankah kamu adiknya? Seharusnya kamu lebih tahu tentang Robert dalam masalah ini."
Ulpa menatap Ratu, mencoba mencerna kata-kata itu. Ia tahu Robert lebih lama daripada siapa pun di dunia ini—mereka tumbuh bersama, melewati suka dan duka. Tapi entah mengapa, kali ini ia merasa ada yang berbeda dari kakaknya.
"Aku tahu," jawab Ulpa akhirnya. "Tapi justru karena aku adiknya, aku bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Aku tidak pernah melihatnya seperti itu sebelumnya."
Ratu menghela napas pelan. Ia menatap ke luar jendela, seakan mencari jawaban di balik langit yang mendung.
"Kadang, orang berubah bukan karena mereka ingin, tapi karena keadaan memaksa mereka," ujar Ratu pelan.
Ulpa tidak langsung menjawab. Kata-kata Ratu terasa seperti menyiratkan sesuatu yang lebih dalam, tetapi ia tidak ingin terlalu memikirkannya.
"Kau yakin semuanya baik-baik saja?" tanyanya akhirnya.
Ratu tersenyum tipis, tetapi ada kelelahan di balik senyumnya. "Ya, semuanya baik-baik saja."
Ulpa tidak sepenuhnya percaya, tetapi ia tahu Ratu tidak akan berbicara lebih jauh jika tidak menginginkannya.
"Aku hanya ingin kau tahu, kalau ada apa-apa, aku selalu ada di sini untukmu," kata Ulpa dengan lembut.
Ratu menatapnya sejenak, lalu mengangguk. "Terima kasih, Ulpa. Aku menghargainya."
Keheningan menyelimuti mereka. Di luar, angin bertiup pelan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan.
Setelah beberapa saat, Ratu bertanya, "Apa kau ingin tinggal lebih lama?"
Ulpa tersenyum kecil. "Mungkin lain kali. Aku rasa aku harus pulang."
Ratu mengangguk, dan mereka berdua bertukar senyum sebelum Ulpa melangkah keluar.
---
Saat berjalan pulang, Ulpa merasa pikirannya masih bercampur aduk. Ia belum mendapatkan jawaban yang ia cari, tetapi entah kenapa, ia merasa sedikit lebih tenang. Mungkin karena ia tahu bahwa Ratu, meskipun menyembunyikan sesuatu, masih ada di sisinya.
Namun, dalam hatinya, Ulpa tahu bahwa ini belum selesai. Masih ada sesuatu yang belum terungkap, dan entah bagaimana, ia merasa bahwa cepat atau lambat, kebenaran itu akan muncul dengan sendirinya.
Di sisi lain, Ratu duduk diam di kursinya, menatap keluar jendela. Ia tahu bahwa Ulpa sudah mulai mencurigai sesuatu. Dan meskipun ia ingin tetap menyembunyikan semuanya, ia juga sadar bahwa tidak selamanya ia bisa terus berdiam diri.
Untuk saat ini, ia hanya bisa berharap bahwa waktulah yang akan memberi jawaban.
---