"Kamu terlihat cantik seperti ini," ujar Ralph, melempar pandangan penuh penghargaan ke arahnya. Sebelum dia sempat bersemu merah dan tergagap, dia menambahkan dengan nakal. "Terutama tanpa tanda tinta di wajahmu."
Soleia mendesah. "Maafkan saya karena tertidur dan meninggalkanmu begitu saja tadi malam. Itu sangat tidak baik dari saya."
Rafael mengangkat bahu sambil mengantarnya ke ruang makan. "Ini bukan pertama kalinya seorang wanita tertidur sebelum saya dan meninggalkan saya menunggu. Saya sudah terbiasa."
Soleia batuk. Entah bagaimana nada bicara Ralph sepertinya mengimplikasikan sesuatu yang kurang bersalah dari apa yang sebenarnya terjadi!
Mereka sampai di ruang makan. Syukurlah, ayahnya tidak ada di sana. Sebaliknya, kedua saudara perempuannya hadir, bersama suami mereka dan keponakannya. Obrolan ceria mereka berhenti ketika Soleia memasuki ruangan dengan diikuti Ralph.
Bellaflor berdiri dan melambai ke arahnya untuk melakukan perkenalan.