Riset Sihir

Mata Rafael melebar seiring pandangannya yang langsung terkunci pada kabut biru, bibirnya sedikit terbuka saat ia menarik napas dingin. Ia telah mendengar tentang hal itu, bahkan merumuskannya, namun melihat hal ini terjadi dengan kedua mata sendiri tidaklah sama.

Sihir berkumpul di ujung jari-jari Soleia, sama persis seperti yang selalu Rafael lihat pada praktisi sihir lainnya, termasuk dirinya. Sihir itu menari begitu alami, percikan kecil bercampur dengan kabut menerangi setiap kali dia bergerak walaupun hanya sedikit.

"Catatanmu," kata Rafael, alisnya terangkat sedikit tanda ia menyadari sesuatu. "Kamu menyelamatkannya dari es."

Soleia hanya bisa melihat Rafael dengan diam, bibirnya tertekan rapat membentuk garis lurus saat dia dengan waspada, perlahan, ragu-ragu mengangguk. Akuamarin yang dipakainya berdenyut. Cahayanya samar, tetapi tetap bersinar.

"Aku tidak yakin bisa mengendalikannya, jadi kau mungkin ingin mundur sedikit," kata Soleia.